4 Dampak Negatif Belanja Impulsif dan Cara Menghindarinya

Pada dasarnya, hampir setiap orang pasti pernah melakukan perilaku impulsif meskipun hanya sesekali. Misalnya, membeli barang yang tidak penting ketika sedang berada di pusat perbelanjaan, padahal saat itu sedang berhemat. Perilaku ini juga sering disebut sebagai belanja impulsif atau impulsive buying.
Secara umum, arti impulsif adalah kecenderungan untuk bertindak tanpa berpikir mengenai konsekuensi ataupun risiko yang akan dihadapi. Apabila perilaku seseorang tiba-tiba berubah dan di luar rencana, atau tidak didukung dengan alasan yang kuat, maka kemungkinan orang tersebut termasuk pribadi yang impulsif.
Apa itu Impulsive Buying?
Impulsive buying merupakan sebuah istilah bahasa Inggris yang artinya belanja impulsif. Dengan kata lain, impulsive buying ini merupakan keinginan seseorang untuk membeli suatu produk dalam jumlah banyak secara tiba-tiba, tanpa melalui pertimbangan dan proses berpikir panjang.
Dalam praktiknya, keputusan belanja impulsif ini lebih menggunakan emosi perasaan daripada logika. Biasanya, kebiasaan ini akan muncul ketika Anda dirangsang oleh sesuatu yang menarik seperti diskon atau promo. Sehingga Anda menjadi tertarik untuk membeli, karena merasa kesempatan tersebut tidak akan bisa didapatkan di kemudian hari.
Faktanya, belanja impulsif membawa dampak negatif bagi pelakunya karena kebiasaan ini cenderung membeli produk sesuai keinginan bukan berdasar kebutuhan. Sehingga hal tersebut dapat mengakibatkan pemborosan sehingga mengancam kesehatan finansial.
Kenali Ciri-Ciri Impulsive Buying
Sebenarnya, tidak semua kegiatan berbelanja dalam jumlah yang banyak dapat dikategorikan sebagai belanja impulsif. Setidaknya terdapat beberapa indikator impulsive buying yang perlu Anda perhatikan, di antaranya adalah sebagai berikut:
- Ketika Anda merasa jenuh, bosan, atau stress dan membutuhkan kepuasan instan, maka Anda akan melakukan kegiatan berbelanja secara impulsif sebagai kepuasan diri.
- Ketika Anda tertarik pada suatu produk, lalu Anda langsung membelinya tanpa berpikir dua kali terkait manfaat dan kemampuan finansial, maka Anda masuk dalam kategori belanja secara impulsif.
- Kebiasaan membeli barang sesuai tren terbaru juga menjadi indikator impulsive buying yang mudah dikenali. Demi memenuhi kebutuhan sosial, gengsi, serta menghindari FOMO, Anda akan menuntut diri untuk berbelanja produk sesuai update perkembangan zaman, padahal barang tersebut belum tentu sesuai kebutuhan Anda.
- Jika Anda terus membeli barang dengan dalih self-reward, maka itu artinya Anda memiliki karakteristik sindrom belanja impulsif dalam diri Anda.
- Menjadikan window shopping sebagai aktivitas penghilang stress.
- Indikator impulsive buying yang terakhir adalah mudah tergiur promo dan diskon.
Apa Saja Dampak Negatif Belanja Impulsif?
Kebiasaan belanja impulsif tentunya sangat tidak baik jika terus dibiarkan dalam diri sendiri. Pasalnya, hal tersebut mampu mengganggu kesehatan finansial Anda. Tidak hanya itu saja, masih ada dampak negatif belanja impulsif antara lain adalah sebagai berikut:
1. Anda Akan Semakin Boros
Dampak negatif impulsive buying yang pertama adalah membuat diri Anda menjadi semakin boros. Kegiatan berbelanja seperti ini tentunya akan banyak menghabiskan uang untuk barang-barang yang tidak terlalu penting, sehingga pengeluaran utama harus rela dikorbankan demi memuaskan nafsu pribadi saja.
2. Barang yang Tidak Terpakai Semakin Menumpuk
Dampak negatif yang berikutnya adalah bisa membuat rumah penuh dengan barang tidak terpakai. Sebab, perilaku ini cenderung membeli barang tidak sesuai kebutuhan, sehingga akibatnya banyak barang menganggur dan tidak terpakai di rumah.
3. Rentan Terjebak Kredit yang Terlalu Banyak
Jika Anda terus melakukan belanja impulsif, maka Anda akan menjadi rentan terjebak kredit terlalu banyak karena kegiatan belanja impulsif memerlukan dana yang tidak sedikit. Jika Anda tidak mempunyai kemampuan finansial yang cukup, maka Anda bisa jadi akan berhutang sehingga kredit menumpuk.
4. Anda Akan Kesulitan Merencanakan Keuangan
Perilaku impulsive buying juga akan membuat Anda menjadi susah merencanakan keuangan. Sebab, transaksi pembelian terlalu banyak sehingga Anda akan mengalami kesusahan finansial jangka pendek. Selain itu, Anda juga akan sulit untuk merencanakan keuangan ke depannya, karena tidak memiliki tabungan.
Baca juga: 9 Cara Menghilangkan Stres Pikiran yang Paling Mujarab
Cara Agar Terhindar dari Impulsive Buying
Supaya Anda tidak terjebak dalam masalah finansial yang serius atau terkena dampak negatif dari belanja impulsif, berikut ini ada beberapa tips mencegah terkena sindrom belanja impulsif yang bisa diterapkan dalam kehidupan Anda.
- Tips yang pertama adalah Anda harus bisa membedakan antara keinginan dan kebutuhan dalam hidup. Dengan mengetahuinya, maka tentu saja keuangan Anda akan dapat dialokasikan secara tepat.
- Menyusun skala prioritas barang sebelum membeli juga menjadi salah satu tips mencegah belanja impulsif.
- Hindari mengakses terlalu banyak aplikasi marketplace.
- Batasi penggunaan kartu kredit dan pembayaran online.
- Berusahalah untuk menahan diri agar tidak sering memakai fitur pay later.
- Lindungi diri dari jebakan strategi marketing psikologis agar tidak mudah terpengaruh dan terjebak dalam belanja impulsif.
- Tetapkan batas saat melakukan self-reward! Hal ini sangat penting, di mana Anda harus mengetahui kapan self-reward dilakukan dan batasi setiap bulannya. Dengan begitu, Anda tidak terjebak dalam perilaku impulsif berkedok self-reward.
Bada juga: Mengenal Mind Mapping: Jenis, Manfaat, dan 5 Cara Membuatnya
Jangan lupa untuk ikut serta dalam Seminar Life Revolution bersama Tung Desem Waringin. Dalam seminar ini, Anda akan mendapatkan banyak sekali ilmu dan rahasia sukses mengenai gaya hidup ideal, sehingga Anda dapat membuat perubahan nyata pada diri sendiri. Dengan begitu, Anda akan lebih mudah dalam mencapai kesuksesan kehidupan pribadi dan karier yang luar biasa. Daftar sekarang juga!