Mudahnya Menghitung Biaya Overhead, Hanya Pakai 3 Cara!

Sebelumnya, apakah Anda sudah tahu definisi dari biaya overhead dan bagaimana cara menghitungnya? Biaya overhead adalah pengeluaran tambahan yang tidak berkaitan langsung dengan proses bisnis atau produksi yang sedang dilakukan.
Sebagai contoh, perusahaan manufaktur yang tugas utamanya adalah mengelola bahan baku hingga menjadi produk jadi siap jual, maka biaya overhead adalah tarikan pajak, asuransi karyawan, tarif sewa tempat, perlengkapan ATK, hingga gaji penjaga keamanan.
Pengeluaran tidak terduga seperti pencurian mesin juga termasuk ke dalam biaya overhead. Dalam aktivitas akuntansi, biaya overhead tidak boleh dikesampingkan dan wajib masuk ke dalam anggaran bisnis, supaya proses bisnis dapat berjalan dengan lancar.
Fungsi Menghitung Biaya Overhead
Catatan keuangan memiliki peran yang penting bagi kelangsungan sebuah bisnis atau usaha. Begitu pula dengan menghitung biaya overhead juga dapat membawa dampak tersendiri pada arus keuangan. Dari sini kemudian dapat dijabarkan bahwa fungsi dari biaya overhead adalah sebagai berikut:
- Memonitor Pengeluaran Biaya. Dengan mencatat biaya overhead secara rutin, maka perusahaan dapat mengawasi besaran biaya yang dikeluarkan. Lebih lanjut lagi, para pelaku usaha juga dapat melihat apakah perencanaan anggaran yang disusun sudah berjalan efisien atau belum.
- Membantu Mengalokasikan Anggaran. Di sisi lain, laporan biaya overhead adalah sebuah alat untuk membandingkan apakah dana yang dikeluarkan lebih besar daripada expense lainnya. Jika iya, maka pelaku usaha bisa melakukan penyesuaian terhadap anggaran dana untuk biaya overhead periode selanjutnya sekaligus meminimalisasi pengeluaran supaya tidak over budget.
Klasifikasi Biaya Overhead
Biaya overhead dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu biaya overhead tetap, variabel, dan semi variabel. Untuk memudahkan pembuatan laporan keuangan, mari cari tahu dulu perbedaan dari masing-masing jenis tersebut.
1. Biaya Overhead Tetap
Sifat dari biaya overhead adalah tetap dan pada umumnya dikeluarkan secara rutin. Jadi, terlepas dari turun atau naiknya volume penjualan dan keuntungan, nominal biaya overhead tetap ini adalah sama alias tidak berubah. Adapun beberapa contohnya adalah biaya sewa, gaji tenaga kerja, biaya jasa hukum, hingga asuransi kesehatan karyawan.
2. Biaya Overhead Variabel
Biaya overhead variabel ini cenderung berubah dari waktu ke waktu, di mana perubahan nominalnya bisa disebabkan oleh kondisi ekonomi negara, upaya promosi, atau bahkan pergantian musim. Contohnya adalah biaya lembur, anggaran alat tulis kantor, hingga biaya pemasangan iklan sebagai sarana pemasaran.
3. Biaya Overhead Semi-variabel
Jenis biaya overhead yang satu ini sifatnya lebih fleksibel. Pada satu waktu biayanya harus dibayarkan secara rutin dengan nominal yang fluktuatif, namun terkadang pembayarannya juga tidak terjadwal. Adapun contoh biaya overhead semi-variabel adalah biaya tinta printer atau kertas, tarif telepon, hingga biaya air dan listrik
Baca juga: 7 Tips Membangun Bisnis Real Estate yang Dijamin Sukses dan Anti Gagal
Bagaimana Cara Menghitung Biaya Overhead?
Cara menghitung biaya overhead dapat dilakukan dengan menggunakan tiga cara sebagaimana yang dijelaskan di bawah ini.
1. Pisahkan Biaya Overhead
Sebelum mulai menghitung, langkah pertama adalah pisahkan dulu pengeluaran mana yang termasuk biaya langsung dan mana yang termasuk biaya overhead. Setelah itu, Anda dapat mengkategorikan biaya overhead sesuai dengan jenis atau klasifikasinya agar laporan keuangannya lebih mudah dibaca.
2. Hitung Persentase Biaya Overhead
Selanjutnya, Anda harus mencari persentase biaya overhead per kategori yang dibandingkan dengan biaya overhead keseluruhan. Misalnya, Anda menghitung persentase biaya overhead untuk tenaga kerja bulanan, maka rumus mencari persentase biaya overhead adalah sebagai berikut: Biaya tenaga kerja bulanan/Biaya overhead bulanan x 100%
3. Cari Nilai Efisiensi Biaya Overhead
Untuk mengetahui efisiensi biaya overhead, maka Anda dapat membandingkannya dengan sumber daya dan pendapatan yang masuk. Adapun rumusnya adalah membagi biaya overhead keseluruhan dengan upah tenaga kerja dan dikalikan dengan 100%.
Sementara untuk menghitung efisiensi biaya overhead, maka dapat menggunakan pendapatan rumusnya sama hanya diganti pada bagian upah tenaga kerja menjadi pendapatan yang diterima.
Baca juga: 8 Cara Membuat Marketing Plan yang Cocok untuk Semua Bisnis
Ingat, menghitung biaya overhead adalah salah satu cara untuk memonitor perencanaan anggaran bulanan supaya lebih efisien dan tidak over budget. Jadi, jangan sampai melewatkan proses satu ini selama membuat laporan keuangan bisnis Anda.
Selain soal biaya overhead, Anda pun wajib menguasai ilmu dan kiat-kiat sukses dalam menjalankan bisnis.Teruslah belajar serta temukan mentor bisnis terbaik, sehingga Anda dapat mengikuti apa yang pernah mereka lakukan untuk bisa sukses. Supaya lebih mudah dalam menjalankan sebuah bisnis dan menyusun strategi yang tepat, Anda bisa bergabung dalam Seminar Business Revolution.
Ada banyak sekali ilmu dan rahasia bisnis sukses yang bisa Anda pelajari dari Tung Desem Waringin dalam seminar ini. Segera registrasi, dan pastikan Anda menjadi salah satu bagiannya!