5 Cara Menghitung Biaya Renovasi Rumah untuk Disewakan atau Dijual Kembali

Jika dibandingkan dengan jenis investasi lain seperti deposito atau emas, investasi properti memang dianggap lebih aman dan menjanjikan keuntungan yang lebih besar. Salah satu bentuk keuntungan yang dapat diperoleh dari investasi properti adalah dengan menyewakannya, mengingat target pasar penyewa properti khususnya rumah cukup tinggi. Tapi bagaimana jika rumah yang hendak Anda sewakan perlu direnovasi terlebih dahulu? Tentunya Anda perlu memahami bagaimana cara menghitung biaya renovasi rumah yang tepat agar tetap untung.
Renovasi rumah tentunya memerlukan biaya yang tidak sedikit. Secara garis besar, fokus Anda pada saat menghitung biaya renovasi rumah akan terbagi ke dalam dua elemen besar yaitu biaya tukang atau tenaga kerja, serta biaya untuk membeli material atau bahan bangunan. Dalam elemen tenaga kerja, setidaknya ada dua hal yang harus Anda pertimbangkan yaitu memilih sistem kontraktor atau sistem borongan, baik borongan penuh atau borongan jasa. Kedua sistem nantinya akan memiliki proses kerja dan biaya untuk renovasi rumah yang berbeda pula.
Sementara itu dari segi bahan bangunan, Anda harus memastikan bahwa Anda juga memikirkan tentang masa depan. Material atau bahan bangunan yang nantinya Anda pilih akan mengalami kerapuhan seiring berjalannya waktu. Untuk lebih jelasnya dalam menghitung anggaran biaya renovasi rumah, mari simak penjelasan selengkapnya di bawah ini:
Cara Menghitung Biaya Renovasi Rumah
Biaya renovasi rumah memang sangat bervariasi, tergantung dari apa yang ingin Anda kejar. Oleh sebab itu, dalam menentukan biaya untuk renovasi rumah, ada beberapa faktor yang perlu Anda perhatikan, yaitu:
1. Biaya Renovasi Rumah dari Segi Tukang
Pos pertama dalam biaya renovasi rumah adalah pemilihan sistem tukang atau tenaga kerja. Dalam melakukan renovasi, ada tiga sistem tenaga kerja yang dapat dipilih, di mana setiap sistem memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, dan biaya-biaya yang berbeda. Berikut ini adalah sistem tenaga kerja yang dapat dipilih untuk merenovasi rumah Anda:
- Sistem Harian. Jika memilih sistem pembayaran harian, maka Anda harus membayar pekerja renovasi setiap hari. Sistem ini sangat tidak direkomendasikan jika Anda memiliki biaya renovasi rumah yang minim.
- Sistem Borongan. Untuk sistem borongan ini, upah pekerja akan dihitung berdasarkan luas bangunan yang direnovasi. Kelebihan dari sistem ini adalah Anda tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan karena biaya pengerjaannya telah disesuaikan dengan luas bangunan.
- Sistem Borongan Penuh atau menggunakan kontraktor. Jika dilihat sekilas, estimasi biaya sistem ini lebih besar daripada dua sistem pembayaran lainnya. Meski begitu, sistem borongan layak dipertimbangkan jika Anda tidak ingin mengeluarkan biaya material atau biaya renovasi rumah yang tidak terduga. Sebab, biaya yang dibayarkan sudah termasuk ongkos pengerjaan dan juga material.
2. Biaya Renovasi dari Segi Bahan Material
Pos selanjutnya dalam biaya renovasi adalah pemilihan bahan material, di mana pemilihan bahan material akan mengacu pada bahan-bahan material apa saja yang telah Anda gunakan untuk membangun rumah Anda. Namun, tentu saja Anda bisa berencana untuk menambah ruangan atau bahkan merombak ulang rumah Anda.
Sebelum mulai memilih bahan material apa yang ingin digunakan, sebaiknya Anda mengetahui bahwa bahan material merupakan pos yang seringkali membuat biaya renovasi rumah menjadi membengkak, apalagi jika Anda tidak menggunakan sistem borongan. Selain memilih material, Anda juga harus memikirkan biaya perawatan ketika rumah Anda telah selesai di renovasi, misalnya melakukan pengecatan pada material yang berkarat.
Coba cari tahu mana material yang terjangkau namun kualitasnya masih baik, dan Anda juga bisa memilih bahan yang lebih ekonomis untuk menggantikan bahan yang kurang efisien. Estimasi biaya renovasi dari segi material adalah berkisar Rp2,5 juta hingga Rp4 juta per meter persegi untuk renovasi besar. Sedangkan pada renovasi rumah yang lebih sederhana, biaya renovasi biasanya akan lebih rendah dari estimasi tersebut. Namun, jika Anda menambahkan material premium, biayanya bisa jadi akan membengkak. Jadi, selalu perhatikan material yang digunakan untuk merenovasi rumah.
3. Biaya Tanah dan Bangunan
Jika Anda berencana untuk menambahkan luas tanah bangunan, maka mau tidak mau Anda juga harus memasukkan biaya tanah dan bangunan dalam rencana biaya Anda. Untuk mendapatkan biaya tanah yang tepat, Anda bisa mengalikan luas tanah yang Anda butuhkan dengan harga pasaran untuk tanah di daerah Anda. Misalnya, Anda membutuhkan tambahan 10 meter persegi untuk renovasi rumah, sementara harga tanah di daerah Anda berada di angka Rp1.000.000/meter persegi. Maka, biaya tanah dan bangunan yang Anda butuhkan adalah 10 x Rp1.000.000, yaitu Rp10.000.000.
4. Biaya Renovasi Tidak Terduga
Selain pos biaya renovasi di atas, Anda juga harus memerhatikan pos biaya lain, yaitu biaya tidak terduga. Biaya tidak terduga inilah yang sering kali luput dari perhatian sehingga akan membuat proses pengerjaan renovasi menjadi terhambat. Untuk itu, sebaiknya Anda juga memperhitungkan biaya renovasi rumah tak terduga ini.
Memang tidak ada ukuran pasti untuk menghitung biaya tidak terduga, namun Anda sebaiknya menyiapkan dana tambahan sebanyak 10% dari total biaya renovasi rumah. Misalnya Anda menghabiskan total Rp90.000.000 untuk biaya tenaga kerja dan biaya material, maka biaya tidak terduga yang harus disiapkan adalah Rp9.000.000.
5. Teliti Kembali Biaya yang Dikeluarkan
Selalu teliti semua biaya yang telah dijabarkan sebelumnya, bahkan jika perlu konsultasikan dengan tukang bangunan apakah biaya material masih bisa dikurangi atau diganti dengan yang lebih murah atau tidak. Pastikan juga keuangan pribadi Anda tetap terjaga saat ingin renovasi rumah, jangan sampai kebutuhan sehari-hari dikorbankan hanya untuk renovasi rumah. Anda juga perlu mengatur prioritas, mana dulu yang harus direnovasi dan mana yang bisa di kemudian hari.
Baca juga: Hindari 6 Faktor Kegagalan Wirausaha Ini Jika Tak Mau Bisnis Gulung Tikar
Tips Renovasi Rumah agar Sesuai Anggaran
Melakukan renovasi rumah tentunya harus direncanakan dengan matang. Tidak hanya agar hasilnya sesuai dengan ekspektasi, namun juga untuk meminimalisir risiko kerugian, termasuk kerugian finansial akibat besarnya biaya yang harus dikeluarkan. Secara umum, berikut ini aa beberapa tips untuk Anda yang tengah berencana untuk merenovasi rumah:
- Lakukan perencanaan anggaran secara matang sejak jauh-jauh hari.
- Tidak perlu mengganti semua material rumah, namun sebaiknya gunakan kembali material-material bekas yang sekiranya masih dalam kondisi baik.
- Pilihlah desain rumah yang minimalis supaya terlihat modern tapi berpotensi menekan biaya.
- Jual furniture yang sudah tidak terpakai, tujuannya adalah selain agar rumah jadi terlihat lebih lega, ini juga bisa menambah pundi-pundi yang bisa Anda gunakan untuk biaya renovasi.
- Manfaatkan asuransi properti atau lembaga perbankan yang menyediakan jaminan untuk biaya renovasi.
Baca juga: Strategi Negosiasi Adalah Decision Maker, Simak 6 Teknik Lainnya!
Kalau rumah sudah berhasil direnovasi dengan biaya yang tepat, maka Anda siap untuk menyewakan atau menjualnya kembali. Tentunya dengan harga penjualan yang menguntungkan.
Supaya Anda bisa menjadi seorang agen properti yang handal dan disukai klien, Anda harus menguasai lebih banyak ilmu. Silakan bergabung dalam Seminar Property Rich Revolution bersama dengan Tung Desem Waringin untuk belajar berbagai hal, termasuk bagaimana cara mendapatkan properti dengan harga di bawah pasar, cara kaya melalui properti, hingga cara menganalisa properti. Pastikan Anda menjadi bagian dalam Seminar Property Rich Revolution, daftar sekarang!