Kenali 10 Ciri-Ciri Anak Terkena Bullying dan Cara Tepat Mengatasinya

Bullying adalah perilaku agresif yang terjadi secara terus-menerus, di mana satu atau sekelompok orang dalam posisi berkuasa dengan sengaja mengintimidasi, menyalahgunakan, atau memaksa individu lainnya dengan maksud menyakiti korbannya secara fisik atau emosional. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bullying atau perundungan merupakan suatu tindakan mengganggu, mengusik terus-menerus, dan menyusahkan.
Bentuk-bentuk perundungan sangat beragam, mulai dari secara fisik, verbal, sosial, hingga cyber. Apalagi di era serba digital seperti sekarang ini, cyberbullying lebih rentan terjadi melalui media sosial. Maka dari itu, dibutuhkan upaya dari berbagai pihak untuk mengatasi masalah yang satu ini.
Ciri-Ciri Anak Terkena Bullying
Ada beberapa tanda atau ciri anak sedang menjadi korban bullying, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Anak Terlihat Malas Berangkat Sekolah
Memang ada beberapa alasan kenapa anak tiba-tiba malas atau bahkan mogok tidak mau berangkat sekolah. Bisa jadi anak sedang tidak enak badan, tidak cocok guru, atau atau tidak suka dengan mata pelajaran. Jadi, sebaiknya jangan terburu-buru mengklaim anak terkena bully di sekolah, sebelum mengonfirmasi pada anak Anda atau gurunya secara langsung.
2. Performa Belajar Menjadi Menurun
Pastikan Anda selalu memerhatikan tingkah laku anak saat Anda menemaninya belajar. Jika anak terlihat lesu, sulit berkonsentrasi dan nilai-nilainya cenderung menurun, maka Anda patut curiga. Namun perlu dipahami bahwa hal tersebut tidak selalu berbuntut pada kasus bully, karena bisa jadi anak mengalami kesulitan memahami materi baru.
Sebagai orang tua, Anda harus pintar menciptakan kenyamanan untuk anak agar mau bercerita. Hindari terlalu sering memberi nasihat, perintah, bahkan mengomel. Sebab, kebiasaan ini justru akan membuat anak tidak nyaman berbicara dengan Anda.
3. Anak Terlihat Sering Menyendiri
Ciri-ciri anak terkena bullying berikutnya adalah sikap anak yang tampak menutup diri. Anak selalu ingin sendiri, menghindar dari teman-teman di sekolah, bahkan keluarga. Apabila Anda mendapati anak menangis sendiri di kamar, maka kemungkinan besar ia sedang mengalami bullying.
4. Menempuh Rute Lain saat Pulang Sekolah
Jika anak memilih untuk menempuh rute seperti biasa, muncul kekhawatiran teman-teman yang melakukan perundungan terhadapnya akan membuntuti dari belakang. Sehingga, anak mungkin akan berusaha untuk mencari jalan/rute lain untuk pulang ke rumah.
5. Anak Menjadi Lebih Emosional
Ciri berikutnya adalah saat di rumah, anak menjadi emosional. Anak akan terlihat lesu, sedih, menjadi pendiam dan tidak antusias, serta mudah tersinggung meskipun karena masalah sepele.
6. Menunjukkan Tingkah Laku yang Berbeda
Misalnya mengatakan kata-kata kasar, bersikap tidak sopan pada orang tua dan anggota keluarga lainnya padahal sebelumnya anak tidak pernah melakukan hal tersebut.
7. Enggan Menceritakan Aktivitas di Sekolah
Saat orang tua terbiasa menanyakan kabar anak saat ia pulang sekolah, anak yang terkena bullying akan menolak bahkan tidak mau bercerita. Jika menjumpai hal semacam ini, sebaiknya segera cross check dengan pihak sekolah.
8. Penampilan Anak Menjadi Lusuh Sepulang Sekolah
Anak-anak memang gemar bermain dan mengeksplorasi sesuatu tanpa mengindahkan seragam bersih dan rapi. Jadi, jangan tergesa-gesa mengklaim anak menjadi korban bully saat Anda melihat ia lusuh sepulang sekolah. Namun, saat hal itu terjadi hindari untuk melontarkan pertanyaan yang menyudutkan. Sebaiknya dekati anak Anda, berikan pelukan dan tenangkan terlebih dahulu, kemudian pancing anak untuk bercerita secara terbuka.
9. Anak Mengalami Luka Fisik
Ciri-ciri anak terkena bullying selanjutnya adalah adanya luka fisik yang tidak sesuai dengan perkataannya. Anak Anda mungkin akan malu mengakui bahwa ia sedang menjadi korban bully. Jadi, kemungkinan anak akan berusaha keras menutupi luka fisik dengan mengalihkan perhatian Anda atau terpaksa berbohong.
10. Menunjukkan Tanda-Tanda Stres
Apabila bullying yang dialami anak sudah berlebihan, bukan tidak mungkin anak akan mengalami stres atau depresi. Awalnya memang terlihat ringan, seperti tidak enak badan, sakit perut, sering merasa pusing, hingga mudah panik padahal tidak ada sebab yang mengganggu. Selain itu, anak juga akan mengalami sulit tidur setiap malam hari serta mudah merasa kelelahan.
Baca juga: 7 Tips Parenting Anak di Era Digital Ini Efektif Genjot Prestasi Akademiknya!
Bagaimana Cara Mengatasi Bullying pada Anak?
Bullying dapat dicegah jika anak, orang tua, dan pihak sekolah mau bekerja sama dengan baik. Bagi orang tua, Anda dapat mengambil tindakan dan melakukan berbagai cara untuk mengatasi bullying dengan mengikuti langkah-langkah di bawah ini:
- Berikan dukungan penuh pada anak, terutama jika anak menjadi korban bullying. Cobalah untuk lebih peka terhadap perasaan anak dan tunjukan kepedulian Anda sebagai orang tua melalui kata-kata sekaligus tindakan.
- Jadilah panutan yang baik untuk anak dan tunjukan sifat dan perilaku positif kepada anak sejak usia dini.
- Bekali anak dengan pengetahuan tentang bullying, termasuk cara-cara menghindari bullying,. Pembekalan ini dapat membuat anak tahu apa yang harus dilakukan jika ada peristiwa bullying yang terjadi di sekelilingnya.
- Ajarkan anak untuk melawan bullying dengan cara yang tepat. Tidak hanya itu, bantulah anak agar berani mengadu pada teman atau guru jika ia menjadi korban bullying.
- Biarkan anak melakukan hobinya yang positif. Solusi bullying yang satu ini dipercaya dapat membangun rasa percaya diri anak, membantunya mendapatkan teman baru, dan mencegah mereka menjadi pelaku atau korban bullying.
- Ciptakan lingkungan dan suasanya yang penuh kasih sayang di rumah.
- Membantu pelaku bullying untuk menghentikan perilaku buruk/negatifnya.
- Minta saksi mata untuk tidak takut melaporkan kasus bullying kepada pihak yang berwenang.
- Tingkatkan kesadaran mengenai bullying di antara orang tua lainnya. Ajak mereka untuk mengadakan pertemuan bersama-sama untuk membicarakan masalah bullying yang terjadi di lingkungan sekolah.
Stop Bullying Sekarang Juga!
Penting bagi orang tua, guru, atau masyarakat luas memahami apa itu bullying, supaya dapat membedakan mana tindakan perundungan dan mana tindakan bercanda di antara teman sebaya.
Baca juga: Inilah 5 Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosional Anak yang Wajib Dipahami Orang Tua
Sebagai orang tua, Anda juga bisa mengajak anak Anda untuk berpartisipasi dalam program Superteen & Smartkids BootCamp yang dibuka untuk anak usia 9-21 tahun. Kegiatan ini akan membekali anak-anak Anda mengenai berbagai strategi sukses untuk mempercepat kesuksesan anak dalam setiap tahap kehidupannya.
Superteen Holiday Webinar yang berlangsung selama 3 hari akan dipandu oleh DR. Ernest Wong, Ph.D. Pastikan anak Anda menjadi salah satu di bagiannya. Jangan lewatkan kesempatan ini jika ingin anak Anda mendapatkan nilai A tidak hanya di sekolah, namun juga kehidupannya. Daftar segera!