Artikel

Dapatkan informasi terbaru dari Kami

7 Perbedaan E Commerce dan Marketplace, Sudahkah Anda Tahu?

Sumber: freepik

Jual beli online kini semakin marak seiring dengan perkembangan teknologi. Dalam hal ini, muncul istilah e-commerce dan marketplace. Tentu Anda sudah tidak asing dengan dua istilah tersebut bukan? E commerce adalah istilah yang merujuk pada jual beli online, begitupun dengan marketplace. Meski keduanya sering ditafsirkan sama, kenyataannya justru berbeda. Yuk cari tahu pengertian dan perbedaan kedua istilah tersebut melalui artikel berikut ini.

Pengertian E-Commerce

E-commerce adalah singkatan dari electronic commerce. Istilah ini merujuk pada arti perdagangan elektronik atau transaksi jual beli jual beli barang dan jasa lewat internet. Keberadaan electronic commerce bukan untuk menjual produk fisik saja, tapi juga jasa dan produk digital secara online

Transaksi ini juga mencakup pembayaran non tunai serta transfer data yang terjadi antara penjual dan pembeli. Kesimpulannya, e-commerce adalah transaksi jual beli barang atau jasa yang dilakukan dalam jaringan lewat dukungan internet.

Transaksi jual beli online tersebut membuka pangsa pasar yang lebih luas bagi para pelaku bisnis. Jika dulu perdagangan hanya bisa terjadi secara tatap muka, kegiatan ini sekarang bisa dilakukan dari mana saja dan kapan saja dengan bermodalkan perangkat mobile dan internet.

Sejarah dunia mencatat, perdagangan online pertama kali terjadi pada 11 Agustus 1994. Kala itu, seorang pria melakukan bisnis jual beli CD band Sting kepada temannya lewat situs website NetMarket yang merupakan platform ritel asal Amerika. 

Dari situlah, perdagangan melalui internet mulai berevolusi sehingga memudahkan penjual dan pembeli melakukan transaksi secara online. Perdagangan online secara nyata membawa manfaat bagi semua model bisnis di semua level baik usaha kecil hingga perusahaan kelas kakap. Hal ini membuka opsi lain pada sistem jual beli yang tadinya hanya bisa terjadi secara offline.

Perdagangan online juga erat kaitannya dengan keberadaan website karena semua transaksi jual beli tersebut dilakukan lewat website yang khusus menjual merek atau brand tertentu. Dengan kata lain, sebuah brand dari toko tertentu memiliki website-nya masing-masing dalam mengiklankan dan menjual produknya.

Baca juga: Apa Sih Manfaat Social Media Marketing? Cari Tahu Hanya di Sini!

Hal-hal yang Mendukung Sebuah E-Commerce

Keberlangsungan sebuah e-commerce melibatkan banyak hal untuk mendukung proses transaksi jual beli online. Hal ini antara lain web developer, customer support, SEO content writer, instansi keuangan, serta web hosting.

Web developer berperan dalam membangun serta mengelola website tersebut. Beberapa staff juga diperlukan untuk mengunggah berbagai produk ke halaman website serta melayani customer yang melakukan pembelian.

Dalam hal promosi produk, sebuah website juga membutuhkan keberadaan SEO content writer perihal penulisan copy untuk artikel produk. Untuk pembayaran, perdagangan online menggunakan sistem payment gateway yang melibatkan kerjasama dengan berbagai instansi keuangan.

Hal lain yang tak kalah penting adalah web hosting yang merupakan layanan online dari sebuah perangkat komputer yang terhubung ke jaringan internet dan digunakan untuk menyimpan data website agar tetap dapat diakses secara online. Web hosting memegang peran yang cukup krusial karena tanpanya calon pembeli tidak dapat mengakses website tersebut.

Baca juga: 5 Cara Meningkatkan Customer Satisfaction Ini Bantu Naikkan Profit Bisnis Lho!

Perbedaan E-Commerce dan Marketplace

e commerce adalah

Sumber: freepik

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa marketplace dan e-commerce adalah dua hal yang berbeda. Namun, masih banyak orang yang salah kaprah dan menganggap keduanya sebagai istilah yang merujuk pada artian yang sama. Agar bisa memahaminya, simak perbedaan antara electronic commerce dan marketplace berikut ini.

1. Konsep Jual Beli

Seperti yang sudah dibahas pada pengertian e-commerce, platform ini hanya menyediakan berbagai produk dari brand atau merek yang sama secara eksklusif. Konsep ini berbeda dengan marketplace karena platform tersebut justru menjual berbagai macam produk dari bermacam-macam merek atau brand. Bahkan, marketplace menjadi wadah yang menampung banyak toko online dalam satu platform.

2. Segmentasi Produk

Salah satu cara untuk meningkatkan brand awareness pada sebuah produk adalah melalui optimasi website. Oleh karena itu, e-commerce menjadi platform yang tepat untuk perusahaan atau sebuah bisnis yang ingin membesarkan nama brand atau merek dagangnya ke khalayak umum.

Lain halnya dengan marketplace, platform yang satu ini lebih ideal untuk meningkatkan penjualan suatu produk. Selain itu, jenis-jenis produk yang dijual di marketplace merupakan barang-barang umum yang jauh dari unsur eksklusif.

3. Faktor Teknis

Electronic commerce umumnya mempekerjakan web developer untuk mengelola website supaya terlihat menarik dan mampu menggaet pembeli. Namun, hal tersebut tidak perlu dilakukan oleh berbagai toko online yang bergabung di dalam marketplace. Umumnya, hal-hal yang berkaitan dengan tampilan akun toko atau user interface menjadi tanggung jawab pihak marketplace. Bagi Anda yang ingin memulai bisnis tapi terkendala budget, maka bisa memanfaatkan marketplace untuk proses transaksi jual beli.

Baca juga: Seberapa Penting Niche Market Menumbuhkan Bisnis Anda? Simak Info Berikut Ini!

5. Proses Pembayaran

Baik e-commerce maupun marketplace sama-sama menerapkan sistem pembayaran non tunai atau via transfer melalui berbagai bank yang bekerjasama. Umumnya, Anda bisa melakukannya dengan memanfaatkan fitur mobile banking, internet banking, atau datang ke gerai ATM terdekat.

Pembayaran pada transaksi electronic commerce biasanya langsung diterima oleh toko atau pemilik website. Namun, hal ini berbeda dengan marketplace karena uang pembayaran dari pembeli akan ditahan dulu oleh pihak marketplace. Setelah barang diterima, maka pihak  marketplace baru meneruskannya ke pihak toko.

6. Biaya yang Dibutuhkan

Berbisnis via electronic commerce membutuhkan biaya yang cukup besar dibandingkan dengan website. Hal ini karena Anda harus menyiapkan dana investasi jangka panjang untuk pengelolaan website tersebut. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa e commerce melibatkan banyak dukungan dari berbagai pihak sehingga biaya yang diperlukan juga tidak sedikit. Fakta tersebut bertolak belakang dengan marketplace yang tidak memerlukan biaya.

7. Promosi/ Iklan

Urusan promosi pada e-commerce menjadi tanggung jawab si pemilik bisnis. Jadi, konsep atau ide iklan yang akan dibuat berasal dari inisiatif sendiri. Namun, jika membuka toko di marketplace, Anda tinggal terima beres, karena hal-hal terkait promosi akan diatur oleh pihak marketplace.

8. Database

Perbedaan terakhir adalah database, dimana database penjual di e commerce bisa diorganisir oleh pemilik bisnis atau website itu sendiri tanpa campur tangan pihak ketiga. Sedangkan, untuk marketplace, keamanan data pelanggan dikelola oleh pihak marketplace dengan sangat hati-hati untuk menjamin keamanan.

Baca juga: Hindari 6 Faktor Kegagalan Wirausaha Ini Jika Tak Mau Bisnis Gulung Tikar

Teknologi saat ini mengambil alih banyak hal, termasuk dalam transaksi jual beli. Sebagai pelaku bisnis, Anda harus bisa mengikuti perkembangan zaman dan beradaptasi dengan segala perubahan supaya mampu bertahan di dalam persaingan bisnis yang semakin sengit.

E commerce adalah salah satu dari sekian banyaknya strategi sales marketing yang harus Anda update secara berkesinambungan. Agar tidak ketinggalan dari kompetitor, cari tahu berbagai strategi sukses berbisnis melalui Seminar Sales Marketing Revolution

Seminar bisnis ini bisa menjadi investasi ilmu yang berharga untuk merevolusi bisnis Anda menjadi lebih maju. Raih kesempatan untuk berdiskusi dengan berbagai pakar bisnis terbaik Indonesia seperti Mr Tung Desem Waringin dan lain-lainnya. Jadi, rugi jika sampai Anda lewatkan! Informasi tentang pendaftaran seminar dan lain-lain bisa Anda cari tahu di sini.