Artikel

Dapatkan informasi terbaru dari Kami

Kenali 4 Tahapan Perkembangan Emosi, Asah dengan Cara Ini!

Setiap manusia, termasuk anak-anak tentunya memiliki perasaan emosi masing-masing. Nyatanya, emosi adalah perasaan yang tidak hanya dirasakan oleh orang-orang dewasa saja, namun juga bisa dirasakan oleh anak-anak.

Bahkan sebetulnya, anak-anak juga merasakan emosional yang lebih dibandingkan orang-orang dewasa. Pasalnya, anak-anak belum mampu untuk mengendalikan emosi mereka tersebut. Perkembangan emosi pada anak biasanya mengikuti perkembangan dari usia kronologisnya. Itu menandakan bahwa perkembangan emosi anak akan selalu berkembang sesuai dengan pertambahan usianya, dari mulai bayi, remaja, sampai beranjak dewasa.

Emosi adalah suatu perasaan atau gejolak jiwa yang muncul di dalam diri seseorang termasuk anak-anak, sebagai akibat dari adanya rangsangan, baik dari dalam diri sendiri maupun dari luar. Emosi adalah perasaan yang sangat berhubungan dengan kondisi psikologis dan suasana hati seseorang yang dinyatakan dalam bentuk perilaku tertentu.

Mari ketahui tahapan perkembangan emosi anak, termasuk juga bagaimana cara mengasahnya!

Tahapan Perkembangan Emosi Anak

emosi adalah

Tahapan perkembangan emosi anak yang perlu dipahami oleh setiap orang tua adalah sebagai berikut:

1. Perkembangan Emosi Anak Usia 1-2 Tahun

Masa anak usia 1-2 tahun adalah salah satu yang paling dini dan orang tua mungkin akan melihat perkembangan emosi anak melalui tindakan-tindakan yang dasar. Sebagai contoh, anak merespons saat diajak berbicara, meniru perilaku orang lain, melihat wajahnya di kaca, ingin diberikan kasih sayang, menunjukkan amarah, hingga ingin melakukan berbagai hal sendiri, dan lainnya.

2. Perkembangan Emosi Pada Anak Usia 2-3 Tahun

Ketika memasuki usia 2 sampai dengan 3 tahun, anak akan menjadi lebih assertive dan berani mengungkapkan opininya. Misalnya anak akan bilang “tidak” saat menanggapi perintah tertentu. Kemudian, perasaan-perasaan lain seperti malu, suka mengeluh, dan takut juga akan muncul sebagai tanda bahwa anak telah menelaah perasaannya. Namun, pada saat yang bersamaan, anak juga mulai dapat menunjukkan empati pada teman sebayanya.

3. Perkembangan Emosi Anak Usia 3-4 Tahun

Pada usia ini, perkembangan emosi anak akan berpusat pada bagaimana anak berinteraksi dengan orang lain. Jadi, jangan heran kalau anak lebih suka mengajak atau ikut bermain bersama teman sebaya, meminjamkan mainan, membantu temannya, atau memiliki teman dekat. Selain itu,  anak juga akan lebih kooperatif dengan orang tuanya.

4. Perkembangan Emosi Pada Anak Usia 4-5 Tahun

Saat memasuki usia ini, anak akan mulai menghadapi masa taman kanak-kanak (TK). Pada masa ini juga akan banyak hal yang terjadi pada perkembangan anak dari berbagai aspek. Namun, khusus untuk aspek emosional, anak akan mulai mempelajari dan mengekspresikan perasaannya, baik itu lewat kata-kata, gerakan, atau bentuk lainnya.

Pada usia ini, anak mungkin akan belajar untuk berteman dengan anak-anak seusianya, menaati peraturan, meminta maaf, hingga memiliki empati. Misalnya anak akan bergembira saat teman-temannya gembira. Pada usia ini juga, anak akan mulai dapat diajak untuk bersikap mandiri serta mengontrol emosinya.

Baca juga: Lakukan Sejak Dini, 10 Cara Melatih Anak Berpikir Kritis

Tips Mengasah Perkembangan Emosional dan Sosial Anak

emosi adalah

Perkembangan emosi pada anak dan kemampuan sosialnya dapat diasah dengan keterlibatan orang tuanya secara langsung. Peran-peran yang dapat Anda jalani adalah sebagai teman berbicara, pengarah, dan juga penanggung jawab. Jadi, pastikan peran-peran tersebut dapat Anda jalani dengan semestinya.

1. Orang Tua Sebagai Teman (Friend)

Anak usia dini mungkin akan senang berkhayal dan ini adalah hal yang sangat wajar. Sebagai orang tuanya, dengarkan fantasi yang dibuat oleh anak karena hal ini merupakan cara kreatif yang anak lakukan untuk dapat belajar mengekspresikan perasaan, berkomunikasi, dan bertingkah laku.

Jika perlu, jadilah teman berbicara atau bahkan bermain bersamanya, misalnya menggambar bersama, bermain boneka, atau bermain dress-up bersama (permainan menggunakan kostum atau properti tertentu).

2. Orang Tua Sebagai Pengarah (Guide)

Saat berkembang, anak mungkin akan melakukan kesalahan. Namun, jangan menggunakan cara-cara yang bersifat menghukum, seperti misalnya mengancam atau bahkan memarahi anak apabila memiliki perasaan tertentu. Pastikan Anda mengarahkan anak dengan cara mengidentifikasi dan mengelola perasaannya.

3. Sebagai Penanggung Jawab (Guardian)

Semakin bertambahnya usia, perkembangan emosi anak akan semakin intens. Jadi, pastikan agar anak mendapatkan influence dari hal-hal yang baik. Ketika memberikannya mainan seperti pedang-pedangan atau tembak-tembakan, arahkan agar anak tidak bersikap kasar.

Baca juga: 6 Jenis Metode Belajar, Mana yang Paling Efektif untuk Anak?

Supaya anak Anda semakin berkembang dengan optimal, pastikan Anda memberikan kesempatan dan fasilitas pendidikan yang terbaik untuk anak. Selain melalui pendidikan formal di sekolah, Anda pun perlu memberikan kesempatan pada anak untuk berpartisipasi dalam program Superteen & Smartkids BootCamp.

Kenapa anak Anda perlu bergabung dalam program unggulan yang satu ini? Satu bagian yang terpenting dari program ini yaitu akan membantu anak usia 9-21 tahun hingga mereka bisa meraih nilai A dalam sekolah dan kehidupannya. Program Superteen & Smartkids BootCamp ini akan menjadi titik balik dalam kehidupan anak-anak Anda. Sekarang saatnya bergabung dan lihatlah anak Anda akan dibekali ilmu mengatur rutinitas untuk sukses.