Dampak Buruk Gaya Hidup Hedonisme dan 6 Cara Mengatasinya

Selama ini, hedonisme adalah sebuah istilah yang lekat dengan stigma buruk yang disematkan oleh banyak orang. Itulah mengapa banyak orang yang menganjurkan agar paham ini dijauhi kalau tidak ingin merugi. Meski hanya mendengar samar-samar, nyatanya belum banyak orang yang memahami sepenuhnya seperti apa hedonisme ini. Bisa saja tanpa disadari, mereka justru sebenarnya telah terjerumus dengan berperilaku yang menjurus ke paham ini.
Sejarah hedonisme sebenarnya dimulai sejak masanya filsuf kenamaan Yunani, yaitu masanya Socrates. Pada saat itu, salah seorang murid Socrates yang bernama Aristippos memiliki pandangan bahwa kesenangan menjadi hal terbaik dalam hidup manusia. Hedonisme memang berasal dari bahasa Yunani hedonismos yang berakar dari kata hedone. Kata hedone sendiri didefinisikan sebagai kesenangan. Itulah mengapa, jika diperhatikan hedonisme ini identik dengan bersenang-senang.
Jika diartikan lebih dalam, hedonisme adalah suatu aliran pemikiran yang beranggapan bahwa mengejar kesenangan adalah tujuan utama atau yang paling penting dari kehidupan manusia. Sederhananya, hedonisme ini bertujuan untuk meminimalkan perasaan-perasaan yang menyakitkan dengan cara melakukan hal-hal yang menyenangkan. Sekilas memang terdengar seperti paham yang positif. Namun ternyata ada berbagai dampak negatif yang mengintai, jika paham ini terus dibiarkan.
Bahaya dan Dampak Buruk Hedonisme adalah?
Beberapa hal bisa menunjukkan bahwa seseorang menganut paham hedonisme. Salah satu hal yang paling jelas dari hedonisme adalah setiap hal yang dilakukan tidak lepas dari tujuan kesenangan semata. Berikut ini adalah ciri-ciri hedonisme yang perlu diperhatikan:
- Seorang penganut hedonisme akan melihat bahwa kesenangan sebagai tujuan utama dalam hidup. Apa pun yang dilakukan bergantung pada kesenangan yang bisa dinikmatinya.
- Karena orientasinya hanya pada kenikmatan saja, maka rasa sakit atau hal yang tidak enak menjadi hal yang harus diminimalkan atau dihilangkan dalam hidupnya. Sekalipun menahan rasa sakit tersebut bisa mendatangkan keuntungan, namun hedonis tetap tidak mau menerimanya.
- Seorang hedonis juga menganggap bahwa kesenangan itu segala-galanya. Tidak ada yang lebih berharga dibandingkan kesenangan.
Sebenarnya, jika dilihat dari sisi positifnya, hedonisme ini punya maksud yang baik, yaitu membimbing orang-orang untuk selalu senang. Orang-orang yang senang, maka hidupnya akan cenderung bahagia. Namun, di sisi lain, hedonisme adalah paham yang bisa mendatangkan banyak efek negatif, terutama soal keuangan. Pasalnya, demi kesenangan, orang-orang akan cenderung tidak peduli dengan keuangannya. Jika dibiarkan berlarut-larut, maka tentunya hal ini bisa berbahaya.
1. Hidup Menjadi Lebih Boros
Biasanya, seorang penganut hedonisme tidak akan sungkan untuk menghambur-hamburkan uangnya. Maka dari itu, orang-orang yang berperilaku hedon ini hidupnya cenderung boros. Wajar saja kalau keuangan mereka minus melulu. Sebab baru terima gaji, sudah langsung dibelanjakan ini-itu.
2. Hedonisme Akan Membuat Kondisi Keuangan jadi Tidak Sehat
Hanya demi kesenangan semata, seorang penganut hedonis tidak akan berpikir panjang untuk mengeluarkan uangnya. Sampai-sampai, pemenuhan kebutuhan bisa jadi terganggu karena memprioritaskan kesenangan yang lain.
3. Hedonisme bisa Memicu Utang
Sebenarnya, asal digunakan dengan tepat utang bisa jadi sangat bermanfaat. Tapi lain halnya kalau seorang penganut hedonis yang berutang. Alih-alih utang sebaiknya untuk kepentingan produktif, namun hedonis justru mengambilnya untuk berbagai kepentingan konsumtif. Makanya, orang-orang yang punya perilaku hedon ini sama sekali tidak dianjurkan punya kartu kredit. Pasalnya, mereka akan sulit mengontrol penggunaannya. Ujung-ujungnya, aturan utang yang idealnya 30 persen dari gaji tidak dihiraukan dan akan menjadi sulit untuk dibayarkan.
4. Tidak Punya Dana Darurat dan Investasi
Para penganut hedonisme akan sangat sulit untuk memiliki dana darurat. Pasalnya, begitu punya uang, mereka akan menghabiskan untuk hal-hal yang mereka senangi saja. Memiliki dana darurat saja mustahil, apalagi punya investasi? Ini lebih tidak mungkin lagi. Rasanya, hampir tidak ada hedonis yang mau ambil risiko berinvestasi saham.
6 Cara Tepat Mengatasi dan Menghindari Hedonisme
kalau sudah mengetahui bahaya dan dampak buruk dari hedonisme, berikut ini adalah beberapa cara untuk mengatasi dan menghindari perilaku hedonisme.
1. Sadari bahwa Hidup Bukan Hanya tentang Senang-Senang
Menyadari bahwa hidup bukan hanya tentang senang-senang saja adalah cara untuk mengatasi hedonisme. Sebagai manusia tentunya harus memahami bahwa kehidupan ini selalu berputar. Terkadang Anda akan diberikan masalah sehingga membuat suasana sedih, susah, hingga berbagai kesulitan. Tetapi Anda juga akan memperoleh perasaan senang dan juga bahagia di waktu tertentu.
2. Ubah Mindset Konsumtif menjadi Produktif
Cara untuk mengatasi hedonisme yang pertama adalah mengubah mindset konsumtif menjadi produktif. Pola pikir memandang sesuatu berdasarkan produktivitasnya harus dimiliki. Jangan lupa juga untuk mempertimbangkan keuntungan di masa sekarang dan masa mendatang.
3. Batasi Diri saat Memberikan Self-reward
Perlu dipahami, bahwa self-reward sering menjerumuskan Anda pada gaya hidup hedonis. Sehingga cara untuk mengatasi hedonisme adalah membatasi diri saat melakukan atau memberikan self-reward. Anda harus paham kapan waktunya self-reward, dan jangan sampai melakukannya secara terus menerus.
4. Batasi Penggunaan Kartu Kredit
Jika tidak dilakukan secara bijak, penggunaan kartu kredit hanya akan menimbulkan kesenangan sesaat. Hal ini disebabkan karena Anda tinggal menggesek untuk membeli sesuatu, tidak mengeluarkan cash money, sehingga cukup sulit mengontrol pengeluaran. Jadi sebaiknya, cara mengatasi hedonisme adalah mengurangi penggunaan kartu kredit. Tujuannya adalah supaya Anda tidak terlena dan tergiur terus berbelanja hingga tagihan membludak.
5. Catat Setiap Pengeluaran dan Pemasukan
Gaya hidup hedonis berkaitan erat dengan sifat boros. Maka dari itu, cara untuk mengatasinya adalah mencatat setiap pengeluaran dan pemasukan. Dengan begitu, Anda akan lebih bisa mengontrol keuangan Anda dan menerapkan hidup hemat.
6. Susun Financial Planning Jangka Panjang
Salah satu cara untuk mengatasi hedonisme adalah menyusun target dan rencana keuangan jangka panjang. Ketika Anda mempunyai financial planning dan memikirkan masa depan, tentunya Anda akan bisa mengontrol gaya hidup. Sebab, Anda mengetahui bahwa ada hal jauh lebih penting di masa mendatang.
Selain kelima cara di atas, hal penting lainnya untuk mengatasi dan menghindari hedonisme adalah memerhatikan circle pertemanan. Tidak dipungkiri, lingkungan juga menjadi faktor penting dalam mempengaruhi gaya hidup Anda. Sehingga, usahakan untuk selektif pada saat memilih lingkaran pertemanan. Hindari circle yang mendorong Anda untuk mengedepankan gaya hidup mewah dan cenderung berperilaku hedon.
Yuk, semangat menambah wawasan mengenai berbagai tips financial dengan membaca buku Financial Revolution yang ditulis oleh Tung Desem Waringin. Dari buku itu, Anda akan belajar banyak hal seputar pengelolaan keuangan dengan cara-cara yang rasional dan tepat. Selain membaca buku, Anda pun berkesempatan untuk bergabung pada Seminar Financial Revolution untuk belajar dan langsung praktek bersama pakarnya. Info selengkapnya, langsung saja klik di sini!