Memahami Inner Child, Masa Kecil yang Pengaruhi Hidup Hingga Dewasa

Apa itu inner child? Sebenarnya, inner child merupakan sebuah konsep yang menggambarkan sifat dan sikap kekanak-kanakan yang mungkin dimiliki oleh setiap orang. Meski begitu, inner child yang terdapat di dalam masing-masing individu itu pasti berbeda-beda. Sebab, inner child terbentuk dari pengalaman saat masih anak-anak. Dapat digambarkan, inner child adalah bagian dari diri sendiri yang tidak ikut tumbuh dewasa dan tetap menjadi anak-anak. Itu artinya, bagian ini terus menetap dan bersembunyi di dalam diri, dan bagian ini menggenggam erat setiap ingatan serta emosi yang pernah dialami saat masih kecil, baik yang indah maupun buruk.
Hal ini kemudian menyerap setiap energi negatif, baik berupa perilaku atau ucapan dari orang yang dianggap seharusnya dapat memberikan rasa aman. Maka dari itu, saat inner child terluka, maka ia dapat memengaruhi Anda sebagai orang dewasa dalam mengambil keputusan dan menjalani hubungan dengan orang lain. Karena inner child merupakan salah satu komponen pembentuk karakteristik dari diri Anda. Maka, Anda perlu mengetahui, menerima, dan terkoneksi dengan inner child yang ada di dalam diri.
Memangnya, mengapa inner child ini berpengaruh terhadap kepribadian, dan cara bersikap seseorang ketika dewasa? Sebab, pengalaman masa kecil seseorang di masa lalu bisa memiliki efek destruktif pada masa kini. Inner child adalah inti kepribadian yang terbentuk dari pengalaman-pengalamannya tentang bagaimana cara bertindak untuk dicintai yang didapatkan selama masa kanak-kanaknya.
Bagaimana Inner Child Bisa Terluka?
Pengalaman yang menyakitkan, misalnya mendapatkan kekerasan semasa kanak-kanak, mengalami pengabaian, kurangnya kasih sayang, kontrol, perlindungan dan pengasuhan dalam keluarga yang disfungsional akan melukai inner child seseorang. Luka itu jika tidak disadari dan disembuhkan, maka akan terbawa hingga ke kehidupan dewasa. Misalnya, seorang anak perempuan melihat orang tuanya bertengkar lalu ia melihat Ayahnya memukul Ibunya, maka setelah ia menjadi wanita dewasa, ia cenderung sulit percaya, takut jatuh cinta dan takut menjalin hubungan dengan pria. Hal ini terjadi karena inner child dalam dirinya telah terluka sehingga menjadi trauma dan memengaruhi kehidupan dewasanya.
Secara karakteristik, orang-orang yang inner child-nya sedang terluka akan menunjukkan masalah dengan kepercayaan, keintiman, perilaku adiktif dan kompulsif, hingga hubungan saling ketergantungan. Akibatnya, banyak dari mereka akhirnya tidak memiliki attachment atau bonding dengan orang tua yang kuat. Atau, trauma masa kecilnya akan membawanya pada implementasi perilaku ketika dewasa yang sering merasa tidak percaya diri, anti kritik, mudah tersinggung, mudah marah, takut disakiti orang lain, khawatir, cemas, hingga merasa tidak aman. Perilaku-perilaku tersebut merupakan bentuk pertahanan diri terhadap ancaman atau bahaya yang diciptakan oleh lingkungan sebagai bentuk manifestasi pola pengasuhan saat kecil.
Apa yang Menyebabkan Inner Child Terluka?
Ada banyak hal yang dapat mengganggu inner child di dalam diri bisa terluka. Mungkin sebagian dari penyebab ini tampak seperti hal yang wajar terjadi pada anak-anak, namun jika saat itu harus menghadapinya sendiri, perkembangan diri mungkin menjadi terpengaruh karenanya. Berikut ini adalah beberapa hal yang mungkin dapat menjadi penyebab inner child di dalam diri terluka:
- Kehilangan orang tua, wali, atau keluarga dekat.
- Mengalami kekerasan fisik, emosional, atau seksual.
- Mendapatkan pengabaian.
- Mengalami penyakit serius.
- Mendapatkan perundungan atau bullying.
- Mengalami perpecahan dalam keluarga.
- Terdapat anggota keluarga yang menyalahgunakan alkohol dan obat-obatan terlarang.
- Ada anggota keluarga yang memiliki gangguan mental.
- Terjadi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
- Menjalani hidup di pengungsian.
- Terpisahkan dari keluarga.
Jika pernah mengalami salah satu kondisi di atas dan harus menghadapinya sendiri, kemungkinan inner child bisa terluka. Salah satu ciri bahwa inner child di dalam diri sedang terluka adalah cara pandang kita terhadap dunia. Jika kita merasa bahwa dunia bukan tempat yang aman, mungkin ada trauma masa kecil mendalam yang pernah dirasakan dan melukai inner child tersebut. Berikut ada beberapa ciri yang perlu diperhatikan:
- Merasa ada yang salah dengan diri sendiri.
- Selalu berusaha untuk menyenangkan semua orang.
- Merasa senang jika bermasalah dengan orang lain.
- Sangat susah move on dari orang lain.
- Sering merasa cemas saat dihadapkan dengan sesuatu yang baru.
- Ada rasa bersalah jika memberikan batasan atas diri sendiri kepada orang lain.
- Selalu berusaha untuk menjadi orang yang terdepan.
- Sangat perfeksionis.
- Sering kesulitan untuk memulai dan menyelesaikan tugas-tugas dan tanggung jawab.
- Selalu mengkritik diri sendiri hingga berlebihan.
- Sering merasa malu jika harus menunjukkan perasaan.
- Malu dan tidak percaya diri dengan bentuk tubuh sendiri.
- Sering menaruh curiga pada orang lain.
- Berusaha untuk menghindari konflik, bagaimana pun caranya.
- Selalu merasa takut jika ditinggalkan.
Apa yang Bisa Dilakukan Saat Inner Child Terluka?
Inner child yang terluka juga cenderung akan membuat seseorang merasa tidak lengkap dan kehilangan kualitas-kualitas seperti kejujuran, tidak takut, rasa aman, keinginan bersenang-senang, dan tidak bersalah dalam diri. Hal itu lantas membuat banyak orang akhirnya menghabiskan hidup mereka dengan mencari kualitas-kualitas tersebut dari luar diri mereka. Lalu, apa saja yang bisa dilakukan ketika inner child terluka? Jawabannya adalah kita harus menyembuhkannya.
Menyembuhkan luka batin dapat dilakukan dengan rekonsiliasi atau reconnect dengan inner child. Langkah ini akan membantu kita dalam beberapa hal, yaitu:
- Menemukan dan melepaskan emosi yang selama ini dipendam atau ditahan.
- Membantu kita mengenali kebutuhan apa saja yang belum terpenuhi.
- Bisa membantu meningkatkan cara-cara self-care.
- Dapat meningkatkan self-respect.
- Membantu kita untuk menjadi pribadi yang lebih kreatif dan menyenangkan.
Menyembuhkan inner child yang terluka adalah sebuah proses panjang dan merupakan sebuah perjalanan yang sangat personal. Setiap orang memiliki inner child-nya masing-masing dengan kondisi yang berbeda, sehingga hal pertama yang perlu disadari adalah bagaimana hubungan kita dengan “anak kecil” dalam diri kita ini. Apakah kita sering menyapanya, dan apakah kita sudah menerimanya sepenuhnya. Sadari bahwa diri kita punya inner child yang butuh untuk diterima, dirangkul, diperhatikan, serta dicintai. Kita pun perlu menyisihkan waktu untuk berdialog dengan diri kita “versi kanak-kanak” bahwa kita telah dewasa dan hidup di masa kini. Kemudian, yakinkan padanya bahwa kita aman, baik-baik saja, dan diterima, serta dicintai.
Mengabaikan hubungan diri dengan inner child justru akan menjadi rantai derita yang tidak berujung hingga lahir generasi berikutnya. Maka dari itu, cukupkan rantai derita ini pada diri kita saja. Putuslah rasa sakit yang turun-temurun ini hanya pada diri kita, lalu bertekad tidak meneruskannya ke generasi selanjutnya. Caranya adalah dengan menyadari, mengakui, menerima, dan mencintai inner child dalam diri kita bagaimanapun keadaannya.
Berdamai dengan Inner Child sangat penting untuk dilakukan!
Setiap orang terikat dengan inner child-nya masing-masing. Mungkin saja, inner child kita terluka dan butuh bantuan dari diri kita sendiri untuk menyembuhkannya. Jika kita mampu memahami lukanya dan apa saja yang dibutuhkannya, maka kita mungkin bisa memahami penyebab perasaan negatif yang kita alami saat dewasa, yang bisa saja berhubungan dengan inner child kita. Ketika kita berhasil untuk memahaminya, maka kita akan mengenali diri sendiri secara lebih baik, serta bisa menyayangi diri kita dan orang lain. Dengan begitu, kita dapat berkembang menjadi individu yang jauh lebih baik lagi.
Proses berdamai dengan diri sendiri memang tidak mudah. Terkadang, kita tidak mampu untuk melakukannya sendiri dan membutuhkan pertolongan orang lain. Pengalaman sedih, takut, malu, tertinggal, kesepian, serta luka-luka lain yang dialami di masa kecil dan belum terselesaikan, akan berdampak pada kondisi emosional seseorang di masa depan. Bahkan hingga menghasilkan perilaku maladaptif yang dapat mengganggu produktivitas, serta keberfungsian sebagai seorang individu. Jika hal ini terjadi dan tidak dapat diatasi sendiri, maka sangat penting untuk mencari bantuan seperti berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater supaya dapat ditentukan terapi yang tepat.
Sebagaimana WHO mendefinisikan sehat sebagai kondisi kesejahteraan keseluruhan yang meliputi fisik, mental, dan sosial, yang tidak terbatas pada kondisi bebas penyakit atau kelemahan, maka untuk mencapai kondisi sehat seutuhnya, kita pun perlu menjaga kesehatan mental sebaik-baiknya.
Baca juga: Rekomendasi 5 Film Motivasi Ini Dijamin Inspiratif dan Menambah Semangat Anda Meraih Mimpi!
Superteen & Smartkids BootCamp akan segera dimulai! Satu bagian yang terpenting dari program ini yaitu membantu para murid lebih untuk mengerti pentingnya hubungan dalam keluarga, dan mengajari mereka untuk menghargai peran orang tuanya dalam hidup mereka. Sebagai orang tua, Anda tentu sangat peduli terhadap anak, mencintai dan menginginkan yang terbaik untuk mereka, bukan? Anda pun pasti menginginkan anak Anda menyadari potensi mereka. Nah, Superteen & Smartkids BootCamp akan menjadi sebuah titik balik dalam hidup mereka. Itulah mengapa orang tua perlu berpartisipasi dalam program Superteen & Smartkids, yang terbuka untuk anak usia 10 sampai dengan 20 tahun.
Lantas, apa saja yang akan dipelajari pada program unggulan ini?
- Menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif yang membantu anak-anak menjadi yang terbaik dari diri mereka.
- Mengajarkan apa yang benar-benar penting untuk anak-anak di rumah.
- Memahami pola berpikir anak-anak dan faktor yang berpengaruh dalam hidup mereka.
- Bagaimana berbicara pada anak-anak sehingga mereka mau mendengarkan.
- Mempelajari bagaimana cara menciptakan hubungan keluarga yang paling erat.
- Memahami area-area penting atau kunci untuk memenangkan permainan yang disebut ujian.
Strategi-strategi sukses yang sangat Dahsyat itu akan diajarkan dalam suatu SuperTeen Holiday Camp selama liburan sekolah yang mampu membekali anak-anak Anda dengan berbagai strategi sukses untuk mempercepat kesuksesannya dalam setiap kehidupan. Teknik yang sudah sangat teruji ini telah diterapkan lebih dari 220,000 siswa, orang tua, guru dan pemimpin sekolah, selama lebih dari 26 tahun. Sekarang, giliran Anda untuk bergabung!