8 Ciri-Ciri Investasi Bodong dan Cara Cerdas Menghindarinya

Semakin maraknya praktik investasi bodong di Indonesia, membuat Anda harus semakin jeli dalam mengenalinya. Bukan sekali dua kali saja, penipuan dengan modus investasi ini sudah menjerat banyak investor dengan total kerugian yang cukup fantastis. Bahkan, para pelaku selalu memiliki trik dan cara baru tiap tahunnya untuk menjebak calon korban.
Seperti yang terjadi baru-baru ini, sebuah platform investasi abal-abal melancarkan aksinya dengan menggandeng influencer dan youtuber tertentu untuk melakukan flexing agar followernya mau bergabung ke dalam investasi buntung tersebut. Anda tentu tak ingin mengalami nestapa yang sama bukan? Salah satu cara untuk menghindarinya adalah dengan meningkatkan literasi atau pemahaman terkait investasi sehingga Anda pun bisa lebih bijak dalam berinvestasi.
Kenali Ciri-Ciri Investasi Bodong Berikut
Minimnya literasi masyarakat tentang produk investasi, dimanfaatkan oleh segelintir orang untuk melakukan penipuan berkedok investasi. Pola kejahatan yang dilakukan pun selalu berubah-ubah mengikuti perkembangan zaman. Apalagi di zaman digital seperti sekarang, kemajuan teknologi informasi justru dijadikan umpan untuk memancing calon korban agar mau berinvestasi. Namun, hal tersebut masih bisa Anda hindari apabila paham dan jeli dalam mengenali ciri-cirinya. Simak berbagai ciri-ciri investasi bodong berikut ini.
1. Tidak Mengantongi Izin OJK
Platform investasi yang tidak memiliki izin, sudah pasti ilegal. Oleh sebab itu, hal pertama yang harus Anda telusuri saat ingin berinvestasi adalah melacak izinnya. Selain mengecek status badan usaha, cari tahu juga apakah platform investasi tersebut sudah terdaftar Otoritas Jasa Keuangan atau belum. Cara mengetahui legalitas atau izin resmi OJK dari sebuah badan usaha atau perusahaan yang menawarkan investasi, adalah sebagai berikut.
- Izin resmi OJK menyertakan QR Code yang bisa dipindai dan terhubung secara otomatis ke halaman sipena.ojk.go.id. Keaslian surat izin dapat dibuktikan apabila QR Code tersebut dapat dipindai dan informasi di dalamnya sesuai dengan isi surat.
- Menghubungi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) lewat kontak telepon 157, jejaring sosial @kontak157, atau WA chat 081157157157. Anda juga bisa memastikannya melalui email di alamat konsumen@ojk.go.id.
2. Iming-Iming Profit yang Sangat Besar
Setiap jenis investasi memiliki risiko masing-masing. Semakin tinggi potensi keuntungannya, maka risiko yang dimiliki juga semakin meningkat. Oleh sebab itu, bersikap hati-hati saat melakukan penanaman modal harus diutamakan agar tidak menyesal di kemudian hari. Investasi ilegal biasanya menjanjikan iming-iming untung yang tak masuk akal dan terkesan berlebihan di awal. Bahkan, keuntungan tersebut langsung bisa dinikmati dalam jangka waktu yang singkat, sekitar 1 hingga 3 bulan saja. Jika menemui hal semacam ini, maka Anda patut waspada dan sebaiknya melakukan pengecekan dulu ke halaman Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memastikan.
3.Metode Investasi yang Tidak Jelas
Investasi bodong sejatinya hanya menjual omong kosong. Kinerja dari investasi tipuan ini juga tidak jelas dan tidak bisa dipertanggung jawabkan. Uang yang diinvestasikan pun tidak jelas akan dialokasikan kemana. Hanya janji-janji manis yang selalu diagung-agungkan oleh perekrut atau orang-orang yang bekerja di investasi ilegal tersebut. Berbeda halnya saat menanam modal di saham, uang yang Anda investasikan akan dibelikan saham sebuah perusahaan pada harga tertentu, yang nantinya bisa dijual saat harganya melambung tinggi. Dengan kata lain keuntungan didapatkan dari selisih harga jual dan harga beli saham.
4. Hanya Bicara Keuntungan tanpa Menjelaskan Risikonya
Hal yang harus selalu Anda camkan saat terjun ke dunia investasi adalah bersiap dengan segala risiko yang mungkin terjadi. Perlu dipahami bahwa semua jenis investasi tidak ada yang tidak berisiko. Semakin tinggi keuntungan, maka risikonya juga semakin besar. Investasi yang legal justru akan memberikan edukasi kepada calon investor terkait risiko yang mungkin terjadi. Lain halnya dengan investasi ilegal yang terkesan menutupi dan hanya menonjolkan keuntungan bombastis tanpa adanya risiko sama sekali.
Sumber: Freepik
5. Tidak Memiliki Aset Dasar yang Jelas
Sewajarnya, investasi didukung dengan adanya underlying asset yang pasti. Underlying asset merupakan aset finansial yang menjadi dasar harga instrumen derivatif yang berisi perjanjian penukaran pembayaran. Dalam hal ini, investasi bodong tidak memiliki aset dasar yang nyata dan alokasi dana investasi yang samar. Selain itu, keuntungan yang diperoleh juga tidak jelas dari mana asalnya.
6. Pola Investasi Layaknya sedang Berjudi
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa keuntungan yang dihasilkan tidak jelas asal usulnya. Pihak penyelenggara investasi ilegal hanya membual perihal keuntungan besar dengan waktu yang singkat tanpa adanya risiko. Beberapa investor yang sudah menanamkan modal sengaja diberi keuntungan besar sebagai umpan agar mau berinvestasi lebih banyak lagi. Ibarat candu, Anda pun akan terbuai tanpa pikir panjang untuk berinvestasi dalam nominal yang lebih besar. Padahal, hal ini adalah jebakan dan menjadi awal mula dari risiko yang harus Anda hadapi.
7. Memanfaatkan Public Figure untuk Menarik Massa
Tren yang sedang berkembang saat ini adalah memanfaatkan para public figure seperti selebriti, selebgram, atau youtuber untuk menarik minat masyarakat. Cara ini memang terbukti efektif, apalagi jika memakai modus flexing yang seolah-olah menafsirkan bahwa kekayaan yang dimiliki para public figure tersebut didapat dari hasil investasi ilegal tersebut.
8. Memakai Skema Ponzi
Investasi ilegal sangat getol dalam merekrut investor-investor baru karena dari situlah keuntungan bisa didapat. Skema ini disebut dengan ponzi karena keuntungan yang Anda dapat berasal dari uang investasi para investor baru yang baru saja bergabung.
Baca juga: 5 Jenis Investasi Terpopuler Jaminan Aman dan Profit
Hindari Investasi Buntung dengan Cara Ini
Membedakan investasi legal dan ilegal sebenarnya adalah perkara yang mudah. Apalagi jika pemahaman Anda tentang ilmu investasi sudah mumpuni, maka kemungkinan terjerat ke investasi bodong juga semakin kecil bahkan mustahil. Beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk menghindari investasi abal-abal tersebut antara lain:
- Mengecek legalitas atau izin resminya di Otoritas Jasa Keuangan (OJK);
- Investasi lewat perusahaan sekuritas yang terpercaya atau bank;
- Melakukan riset pada investasi yang akan dipilih dengan mencari informasi lengkap terkait pembagian keuntungan, risiko, dan cara kerjanya;
- Bergabung dengan komunitas investor dan cari mentor yang bisa membimbing;
- Meningkatkan literasi tentang investasi dengan membaca buku-buku investasi atau mengikuti seminar;
- Kendalikan emosi dan tidak mudah terpancing dengan iming-iming profit besar yang bisa membuat Anda kalap.
Baca juga: Ingin Belajar Investasi? Simak Dulu 6 Tips Berikut Ini
Menjadi Investor yang Bijak Bersama Tung Desem Waringin
Kebanyakan orang lebih suka membeli produk investasi langsung daripada melakukan investasi untuk mempelajari caranya berinvestasi. Padahal, investasi ilmu justru menjadi senjata ampuh yang bisa meningkatkan finansial Anda ke level yang lebih baik. Implementasi ilmu yang tepat akan mengantar Anda menjadi investor yang unggul karena memiliki pengetahuan tentang investasi yang mumpuni.
Oleh sebab itu, jangan lewatkan kesempatan untuk belajar investasi langsung dari pakarnya dengan bergabung ke Seminar Financial Revolution yang akan dipandu langsung oleh pebisnis handal Tung Desem Waringin. Tak hanya belajar tentang investasi, Anda juga bisa bertukar pikiran dengan sesama peserta dan menciptakan circle baru yang sefrekuensi dengan tujuan hidup. Daftarkan segera diri Anda sekarang juga dengan mengunjungi halaman TDW Resource disini.