Lakukan Manajemen Keuangan Pribadi dengan Metode Ini, Auto Berhasil!

Setiap orang pasti bisa menggunakan dan membelanjakan uang yang mereka miliki, namun tidak semua orang memiliki kecerdasan untuk melakukan manajemen keuangan. Apakah Anda adalah salah satu orang yang hingga saat ini masih mengalami kesulitan dalam mengelola keuangan? Jika iya, berarti Anda harus segera berbenah!
Berbicara tentang manajemen keuangan, khususnya keuangan pribadi tentunya tidak lepas dari manajemen gaya hidup. Tung Desem Waringin punya sebuah pertanyaan yang perlu Anda jawab, \”bagaimana caranya untuk tidak menghabis-habiskan uang, tapi uangnya bisa dikelola?\”. Jangan buru-buru menjawab pertanyaan ini, simak dulu ulasan di bawah ini sampai habis!
Pentingnya Mengetahui Jenis Pendapatan dan Pengeluaran
Kata Tung Desem Waringin, kalau Anda ingin cerdas secara keuangan, maka Anda harus tahu dua hal yang sangat sederhana. Nomor satu adalah Anda harus tahu pendapatan itu sumbernya dari mana saja. Dan yang kedua, Anda harus tahu jenis-jenis pengeluaran itu apa saja. Perlu dipahami, bahwa sumber pendapatan itu ada tiga jenis. Namun yang umum diketahui oleh masyarakat baru satu jenis pendapatan saja, yaitu gaji yang disebut aktif income.
Padahal, gaji yang Anda terima setiap bulan, ternyata baru satu dari tiga jenis sumber pendapatan. Lantas, pendapatan jenis lainnya itu apa saja? Pendapatan jenis kedua adalah passive income. Jika diibaratkan, Anda bisa memperoleh pendapatan jenis ini bahkan saat Anda sedang tidur. Namun sayangnya, masih jarang sekali orang yang mengembangkan ini.
Passive income terbagi lagi menjadi tiga jenis, yaitu aset berupa kertas atau disebut paper asset, properti, dan bisnis yang berjalan tanpa Anda perlu terlibat misalnya franchise. Lalu, pendapatan jenis yang ketiga adalah portfolio income, yaitu income yang timbul karena capital gain.
Setelah mengetahui pendapatan, selanjutnya Anda juga harus paham jenis pengeluaran. Ada empat macam pengeluaran, yaitu produktif, konsumtif, tampak produktif padahal konsumtif, dan tampak konsumtif padahal produktif. Pengeluaran produktif adalah yang menyebabkan ketiga pendapatan yang telah disebutkan sebelumnya juga naik. Sementara itu, pengeluaran yang konsumtif lebih mudah dideteksi, karena tidak memberikan pengaruh kepada pendapatan yang Anda miliki.
Contohnya belanja berlebihan, membeli barang yang tidak memiliki nilai jual kembali, dan lain sebagainya. Lalu, untuk pengeluaran yang tampak produktif padahal konsumtif contohnya adalah cicilan motor, membeli motor baru dengan alasan untuk kerja padahal untuk gaya. Dan terakhir, pengeluaran yang tampak konsumtif padahal produktif adalah pengeluaran untuk belajar, sekolah, kursus, dan pengeluaran untuk menambah pengetahuan lainnya.
Bagaimana Cara Melakukan Manajemen Keuangan?
Dalam buku yang berjudul All Your Worth: The Ultimate Lifetime Money Plan, Senator Elizabeth Warren dan putrinya, yaitu Amelia Warren Tyagi mempopulerkan sebuah prinsip 50/30/20 untuk manajemen keuangan pribadi. Prinsip ini lantas sangat diminati oleh kaum milenial yang sudah mulai bekerja dan ingin belajar tentang manajemen keuangan. Prinsip ini memiliki aturan dasar mengatur keuangan dengan cara membagi pendapatan setelah pajak dan mengalokasikannya untuk dibelanjakan sebesar 50% untuk kebutuhan, 30% untuk keinginan, dan menyisihkan 20% untuk tabungan. Jika disimulasikan dengan karyawan yang memiliki penghasilan bersih sebesar Rp10 juta per bulan, maka setiap bulannya karyawan memiliki tabungan sebesar Rp2 juta. Jika dikumpulkan selama lima tahun bekerja, maka karyawan seharusnya dapat memiliki tabungan senilai Rp120 juta. Tentunya, hal ini harus dilaksanakan secara konsisten dan penuh komitmen.
Contoh lainnya lagi adalah Metode Budgeting 70-10-10-10 yang dipopulerkan oleh Jim Rohn, yaitu seorang pengusaha Amerika, penulis, dan juga pembicara motivasi. Beliau membagi seluruh penghasilan yang didapatkan ke dalam empat kelompok, yaitu:
- Habiskan 70% pertama penghasilan Anda untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk pula di dalamnya hiburan.
- Simpan 10% pertama dari penghasilan tersebut untuk dana masa depan Anda.
- Investasikan 10% kedua dari penghasilan Anda.
- Bagikan 10% ketiga untuk yang lebih membutuhkan.
Dalam metode budgeting ini, Jim Rohn mengalokasikan sebagian dari penghasilannya untuk investasi dan juga dana pensiun. Jika dibandingkan dengan prinsip Warren dari 20 persen tabungan, maka Jim Rohn hanya menyisihkan 10 persen untuk ditabung. Lalu 10 persen lagi diinvestasikan dengan harapan akan menghasilkan pendapatan lagi di masa depan. Dalam memutuskan berinvestasi juga harus memiliki pengetahuan yang lebih lanjut, jangan sampai dana yang Anda investasikan malah tidak memberikan keuntungan atau bahkan merugi.
Manajemen Keuangan Anda Mulai Sekarang!
Dewasa ini, ada banyak sekali cara-cara manajemen keuangan pribadi yang dapat Anda pedomani dari tokoh-tokoh sukses. Mungkin dahulu Anda hanya berfokus pada bekerja dan menghasilkan banyak uang, namun belum memahami bagaimana cara mengatur uang yang Anda dapatkan. Sering kali Anda mendapati diri Anda sudah kehabisan uang di akhir bulan tanpa sadar ke mana saja pengeluaran tersebut Anda gunakan. Untuk itulah pentingnya manajemen keuangan. Sekali lagi perlu diingat, bahwa keputusan untuk mengatur keuangan juga membutuhkan komitmen dan konsistensi pada diri sendiri. Apapun metodenya, tentunya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan juga prioritas Anda.
Untuk tips seputar manajemen keuangan yang lebih lengkap, Anda bisa membaca buku Financial Revolution Tung Desem Waringin yang menjadi salah satu best seller di Indonesia. Bahkan, Financial Revolution ini berhasil mendapatkan penghargaan dari MURI karena berhasil terjual sebanyak 10 ribu eksemplar dalam kurun waktu hanya satu hari. Selain itu, ada penawaran yang lebih menarik yaitu Anda juga bisa bergabung di Seminar Financial Revolution untuk belajar dan praktek teknologi serta strategi untuk berbagai tema. Info selengkapnya, langsung klik di sini!