Mengenal Macam-Macam Pola Asuh Anak, Mana yang Paling Baik?

Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya tumbuh dan berkembang dengan baik. Salah satunya bisa melalui pola asuh yang baik. Pola asuh yang tepat dari kedua orang tuanya akan sangat membantu anak untuk menemukan jati dirinya dengan cara yang positif. Pola asuh atau parenting merupakan kontrol orang tua kepada anak, bagaimana orang tua mengontrol, membimbing, dan mendampingi anak dalam melaksanakan tugas perkembangan menuju proses pendewasaan. Dalam kamus oxford, parenting is be or act as a mother or father to (someone)”. Yang berarti, pola pengasuhan anak yang berlaku dalam keluarga, yaitu bagaimana keluarga membentuk perilaku generasi berikut sesuai dengan norma dan nilai yang baik sesuai dengan kehidupan masyarakat.
Jadi, dapat dikatakan bahwa parenting adalah suatu bentuk atau sikap orang tua dalam mendidik anak-anaknya, seperti memberi hukuman (punishment) atau hadiah (reward) ketika anak telah melakukan sesuatu. Termasuk juga memberi anak perhatian dan pengarahan yang baik dan sesuai apa yang anak harapkan. Seperti apa jenis pola asuh yang baik?
Mengenal Jenis-Jenis Pola Asuh
Parenting punya pengaruh besar terhadap perkembangan karakter anak, terutama di bawah usia dua tahun. Pasalnya, pertumbuhan dan perkembangan anak terjadi demikian pesat di momen-momen tersebut. Pada usia dua tahun, otak anak sudah berkembang 80 persen dari struktur otak manusia. Laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menuliskan bahwa, masa-masa itu adalah periode kritis perkembangan. Kesalahan parenting dapat menyebabkan penyimpangan mental emosional anak, serta berpengaruh pada perkembangan karakternya. Namun, bukan berarti perkembangan karakter berhenti di masa-masa emas (golden age) saja. Menurut perspektif perkembangan psikososial yang dikembangkan psikolog Erik Erikson, tahapan perkembangan anak akan bergerak dinamis sepanjang masa hidup manusia. Karakter yang dimaksud di sini adalah kepatutan tingkah laku serta kepribadian anak.
Ada beberapa jenis pola asuh yang terjadi dikalangan orang tua, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Pengasuhan Otoriter
Gaya pengasuhan secara otoriter ini memiliki karakteristik di mana orang tua merancang segala ketetapan dan anak wajib mematuhinya. Membatasi dan memberikan hukuman saat anak melakukan kesalahan yang tidak sesuai dengan kehendak orang tua. Biasanya, orang tua yang memiliki karakteristik ini juga tidak segan untuk memberi hukuman fisik ketika anaknya melakukan kesalahan. Ciri-ciri pola asuh otoriter adalah sebagai berikut:
- Pendapat dan kehendak orang tua pada anak lebih dominan.
- Orang tua memantau segala aktivitas anak dengan ketat.
- Orang tua tidak segan untuk menghukum anak jika di nilai melakukan kesalahan.
Orang tua yang menerapkan pola otoriter ini biasanya juga membuat anak merasa stres, terkekang, tertekan, serta terlihat kurang bahagia. Anak juga merasa ketakutan dan minder dalam melakukan sesuatu karena takut salah karena akan berimbas anak itu akan mendapatkan hukuman.
2. Pengasuhan Demokratis
Gaya pengasuhan demokratis ini biasanya orang tua akan memberikan kebebasan untuk anaknya melakukan sesuatu, namun masih dibatasi dan diperhatikan oleh orang tuanya. Dalam melakukan sesuatu, orang tua akan membebaskan anak berdiskusi dengan orang tua atas keinginan atau kehendak yang diinginkan sang anak. Dengan begitu, orang tua dan anak saling memberi kehangatan dan kasih sayang dalam berinteraksi satu sama lain. Ciri-ciri pola asuh demokratis adalah sebagai berikut:
- Anak diberikan kebebasan untuk melakukan kegiatan yang diinginkannya.
- Orang tua dan anak saling berdiskusi dan bekerja sama dalam berbagai hal.
- Orang tua akan membimbing anak secara perlahan dan sabar.
- Memantau aktifitas anak.
Biasanya anak yang berada dalam gaya pengasuhan demokratis ini akan menjadi anak yang hangat, mandiri, dan dapat bersikap dewasa.
3. Pengasuhan Permisif
Gaya pengasuhan permisif ini adalah orang tua tidak pernah berperan dalam proses kehidupan anaknya. Anak diberikan kebebasan apapun melakukan sesuatu tanpa diawasi oleh orang tua. Mereka seakan lalai dalam memerhatikan dan melakukan tugas mereka sebagai orang tua kepada anaknya. Orang tua seakan menutup telinga, dan memilih tidak peduli serta hanya mementingkan dirinya sendiri. Ciri-ciri pola asuh permisif ini adalah sebagai berikut:
- Anak diberikan kebebasan penuh dalam segala hal.
- Orang tua tidak memberikan arahan maupun bimbingan kepada anak.
- Orang tua memberikan kontrol penuh pada anak atas segala hal yang diinginkan oleh anak.
- Bersikap terlalu acuh tak acuh terhadap anak.
Anak yang berada dalam gaya pengasuhan permisif ini akan tumbuh menjadi yang tidak dewasa, selalu melanggar aturan, memiliki kesadaran diri yang rendah, dan selalu memaksakan kehendaknya.
4. Pengasuhan Situasional
Gaya pengasuhan situasional ini adalah orang tua tidak terlalu terlibat dengan anak, tidak terlalu menuntut dan mengontrol. Orang tua dengan pola ini akan membuat anak melakukan sesuatu sesuai keinginannya. Ciri-ciri pola asuh situasional adalah sebagai berikut:
- Orang tua akan berusaha untuk tidak terlibat sebanyak mungkin dalam kehidupan anak, dan memastikan bahwa ada cukup waktu yang dihabiskan bersama keluarga.
- Tidak terlalu mengontrol aktivitas anak.
- Membebaskan anak untuk berbuat semaunya
Anak yang tumbuh dengan gaya pengasuhan situasional ini akan tumbuh menjadi pribadi yang dewasa, dapat mengambil keputusan sendiri, namun suka melanggar aturan karena kurang mampu menyadari peraturan, dan sulit bersosialisasi dengan kawan sebaya sebab perilakunya yang sesuka hati.
5. Pengasuhan Overprotektif
Orang tua yang melakukan pola asuh seperti ini biasanya akan memperlakukan anak mereka secara berlebihan, terlalu mengawasi mereka, selalu ikut campur dalam memecahkan persoalan anak, dan memberikan perawatan serta bantuan kepada anak mereka secara berlebihan walau sebenarnya anak mereka mampu melakukan semua itu sendiri. Ciri-ciri pola asuh overprotektif ini adalah:
- Orang tua selalu ingin ikut campur terhadap keputusan anak.
- Orang tua tidak memberikan kebebasan pada apa yang diinginkan anak.
- Selalu cemas berlebihan dalam mengawasi anak.
- Anak tumbuh menjadi tidak mandiri.
Anak yang di asuh dengan gaya pengasuhan overprotektif ini biasanya akan tumbuh menjadi pribadi yang manja, agresif, dengki, penakut, suka melarikan diri dari masalah, mudah gugup ketika hendak melakukan sesuatu karena merasa tidak ada bantuan orang tua nya.
Manakah Pola Asuh yang Paling Ideal?
Dari penjelasan di atas, bisa dilihat bahwa tipe pola asuh yang paling ideal adalah demokratis atau yang juga dikenal dengan otoritatif. Sebab, dalam pola pengasuhan ini terjalin komunikasi dua arah antara orang tua dan anak. Karakter pola asuh otoritatif adalah keseimbangan antara bersikap tegas, namun juga hangat dan suportif. Anak diberikan batasan dan aturan tegas, tetapi dengan penjelasan dan alasan jelas mengapa aturan tersebut harus dipatuhi. Dalam parenting style ini, orang tua cukup terlibat dalam kehidupan anak, mau mendengarkan dan mempertimbangkan perasaan anak, serta mendorong anak untuk mandiri dalam membuat keputusan.
Meskipun pola asuh orang tua otoritatif ini cenderung tegas, namun orang tua tidak mengganggu dan membatasi anak. Metode disiplin yang digunakan dalam pengasuhan ini adalah mendukung, alih-alih menghukum. Lantas, apa dampaknya bagi kehidupan anak di masa depan? Jenis pola asuh ini dapat membuat anak tumbuh bahagia, mampu bertanggung jawab dalam setiap pengambilan keputusan, dan anak bisa meraih cita-citanya. Anak juga cenderung ramah, ceria, kooperatif, memiliki rasa ingin tahu, mandiri, serta berorientasi pada tujuan. Pasalnya, walaupun orang tua menerapkan aturan, namun mereka tetap menunjukkan kasih sayang.
Baca juga: Inspiratif! Inilah Sederet Quote Bijak dari Tokoh-Tokoh Dunia
Berikan Hal Terbaik untuk Anak Anda!
Superteen & Smartkids BootCamp akan segera dimulai! Satu bagian penting dari program ini adalah untuk membantu anak-anak agar lebih mengerti pentingnya hubungan dalam keluarga dan mengajari mereka untuk menghargai peran orang tua dalam hidup mereka. Setiap orang tua, termasuk Anda tentu sangat peduli terhadap anak, mencintai dan menginginkan yang terbaik untuk mereka. Anda pun pasti juga menginginkan anak Anda menyadari potensi mereka, bukan? Nah, Superteen & Smartkids BootCamp ini akan menjadi sebuah titik balik dalam hidup anak. Jadi, Anda sebagai orang tua perlu berpartisipasi dalam program Superteen & Smartkids.
Strategi-strategi sukses yang sangat Dahsyat akan diajarkan dalam suatu SuperTeen Holiday Camp selama liburan sekolah! Kegiatan ini mampu membekali anak-anak Anda dengan berbagai strategi sukses untuk mempercepat kesuksesan dalam setiap kehidupannya. Teknik yang sudah sangat teruji ini telah diterapkan lebih dari 220,000 siswa, orang tua, guru, dan pemimpin sekolah selama lebih dari 26 tahun, lho! Superteen & Smartkids ini terbuka untuk anak usia 10 sampai dengan 20 tahun. Apa saja yang akan dipelajari pada Superteen ini?
- Menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif yang membantu anak untuk menjadi yang terbaik dari diri mereka.
- Mengajarkan apa yang benar-benar penting untuk anak di rumah.
- Memahami pola berpikir anak dan faktor yang berpengaruh dalam hidup mereka.
- Bagaimana berbicara kepada anak sehingga mereka mau mendengarkan.
- Mempelajari bagaimana caranya menciptakan hubungan keluarga yang paling erat.
- Memahami area-area penting atau kunci untuk memenangkan permainan yang disebut ujian.
Dengan ikut berpartisipasi pada program ini, anak Anda dapat meraih nilai A tidak hanya di sekolah, tapi juga di kehidupannya.