Predatory Pricing adalah Praktik Ilegal Bisnis, Yuk Kenali!

Predatory pricing menjadi salah satu praktik ilegal dan harus dihindari terutama dalam dunia bisnis. Persaingan pasar tentu tidak dapat dihindari, maka tak jarang, banyak pelaku usaha yang memutar otak untuk menentukan strategi jitu agar usahanya terus berada di posisi terbaik bagi konsumen. Meski terjadi persaingan ketat, Anda harus menghindari praktik ilegal salah satunya jual rugi ekstrim atau predatory pricing. Apa yang dimaksud dengan predatory pricing? Yuk simak penjelasannya berikut ini:
Pengertian Predatory Pricing
Predatory pricing merupakan strategi usaha dalam menetapkan harga sangat rendah untuk barang dan atau jasa yang dihasilkan di periode tertentu untuk menyingkirkan pesaing-pesaing di pasar atau menghambat masuknya pelaku usaha baru di pasar yang sama. Di Indonesia, larangan praktik ini tertuang dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 pasal 20 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, dengan bunyi:
“Pelaku usaha dilarang melakukan pemasaran barang dan atau jasa dengan cara melakukan jual rugi atau menetapkan harga yang sangat rendah dengan maksud untuk menyingkirkan atau memastikan usaha pesaingnya di pasar bersangkutan sehingga dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat”
Sehingga dapat disimpulkan bahwa predatory pricing adalah tindakan perusahaan untuk menetapkan harga di bawah biaya produksi dengan maksud menyingkirkan pesaing.
Pelaku usaha biasanya melakukan praktek jual rugi ekstrim karena pelaku usaha incumbent (pelaku usaha yang lama berjaya) yang tidak mau ada pelaku usaha lain atau pesaing bisnis. Sehingga pelaku usaha lain akan keluar dari pasar. Pelaku usaha incumbent akan menetapkan harga barang atau jasa yang diproduksinya di bawah biaya yang dikeluarkan, agar pengusaha pesaing tidak dapat bertahan dalam bisnis yang sama.
Tujuan utama predatory pricing adalah untuk menyingkirkan pelaku usaha pesaing dari pasar dan juga mencegah pelaku usaha yang berpotensi pesaing masuk ke dalam pasar yang sama. Kemudian setelah pesaing dan pelaku usaha baru keluar dari pasar, pengusaha incumbent dapat menaikkan harga kembali dan memaksimalkan keuntungan yang mungkin didapatkan.
Untuk bisa melakukan hal tersebut, pelaku usaha harus memiliki pangsa pasar besar dan keuntungan yang akan diperoleh untuk menutupi kerugian yang diderita selama masa predatory pricing. Hanya saja, praktik seperti ini tetap memiliki dampak negatif atau buruk jika terus menerus dilakukan.
Baca juga: Rahasia Bisnis Anti-Rugi! Lakukan Strategi Penetapan Harga yang Tepat!
Dampak Negatif Predatory Pricing
Predatory pricing akan menjurus pada persaingan tidak sehat, karena masing-masing pihak atau pelaku usaha akan saling menjatuhkan atau mematikan satu sama lain. Dengan jatuhnya pesaing, maka perusahaan yang bertahan akan menjadi pemain tunggal di bidang tertentu dan rentan terjadi praktik monopoli.
Banyak negara di dunia yang menganggap jual rugi ekstrim ini menjadi tindakan ilegal karena nilai anti-kompetitif dan bertentangan dengan peraturan perundang-undangan tentang persaingan usaha. Tak heran jika praktik ini dianggap ilegal karena memiliki dampak yang merugikan. Inilah beberapa dampak negatif predatory pricing yang Anda harus tahu!
1. Kerugian Pelaku Usaha
Selama menjalankan praktek jual rugi ekstrim, pengusaha mengalami kerugian yang cukup besar. Dalam praktiknya, kerugian yang dialami pelaku usaha lama akan jauh lebih besar dibandingkan kerugian yang dialami pesaing dengan tingkat efisiensi yang sama. Pebisnis incumbent (pelaku usaha lama) harus memenuhi kebutuhan seluruh permintaan pasar pada tingkat harga rendah yang ditetapkannya. Sementara, pesaing tidak dituntut oleh kewajiban yang sama, sehingga kompetitor mampu mengatur produksinya untuk meminimalkan kerugian.
2. Perang Harga dan Monopoli
Jika penjual sabun Z tiba-tiba mengadakan diskon besar dalam jangka waktu yang lama, maka penjual sabun Y dan A tentu akan melakukan hal yang sama. Jika tidak, maka sasaran konsumen sabun Y dan A akan pindah ke sabun Z. Hal ini memang menguntungkan konsumen, karena mendapatkan barang dengan harga yang paling murah.
Jika hal ini terus dilakukan, maka perang harga pun membawa kerugian besar bagi pelaku usaha. Akan ada pihak yang tidak kuat menjual barang dengan terlalu murah dan kemudian mundur. Akhirnya hanya ada satu pelaku usaha yang menjual sabun dengan bebas menaikkan harga. Konsumen terpaksa membeli produk tersebut dengan harga mahal.
3. Ketergantungan Pasar
Ketergantungan pasar menjadi salah satu masalah yang muncul akibat adanya monopoli pasar. Hal ini tentu berdampak pada kerugian konsumen, karena mereka harus membeli produk tersebut dengan harga yang mahal. Dalam monopoli pasar, sebuah bisnis yang memenangkannya menjadi satu-satunya pelaku bisnis di industri. Sehingga konsumen yang membutuhkan produk tersebut akan terpaksa memilihnya.
4. Tidak Mudah Melakukan Predatory Pricing
Suatu pelaku usaha yang melakukan praktik predatory pricing biasanya pelaku usaha besar atau dominan di dalam pasar barang atau jasa. Karena hanya pelaku usaha besar yang mampu mengatasi kerugian yang timbul. Sementara, pelaku usaha kecil atau yang tidak cukup kuat tidak akan mampu menopang kerugian atas praktik predatory pricing dalam jangka waktu lama.
Tips Menghadapi Predatory Pricing dari Kompetitor
Meski terbilang sulit untuk menghadapi persaingan pasar, Anda sebagai pelaku usaha tetap bisa menghindari predatory pricing dari kompetitor, di antaranya:
1. Tingkatkan Layanan
Sebagai pelaku usaha, Anda harus jeli dalam melihat peluang yang tidak dibidik atau dimiliki oleh kompetitor yang melakukan predatory pricing. Meskipun harga yang Anda tetapkan lebih mahal, berikan pelayanan yang ramah, efektif, menyenangkan, atau memberikan beberapa bonus kecil untuk menarik perhatian konsumen. Konsumen akan lebih memilih produk Anda, karena mendapatkan experience yang berbeda dari kompetitor. Tidak hanya harga, konsumen akan menghargai kualitas, respon penjual, dan pelayanan dalam menentukan sebuah produk.
2. Memanfaatkan Kekuatan Lawan
Secara umum, hal ini dilakukan dengan cara menawarkan produk baru untuk mengantisipasi pasar. Bisnis kecil akan lebih cepat bergerak untuk merancang inovasi baru dibandingkan kompetitor yang sudah besar. Karena mereka akan berurusan dengan birokrasi yang rumit untuk membuat inovasi baru.
3. Buat Keunikan Bisnis
Temukan masalah dalam sistem pasar yang Anda pilih dan pecahkan masalah tersebut dengan membuat produk atau jasa yang unik dan berbeda. Hanya Anda yang bisa melakukan atau membuat inovasi yang unik dibandingkan kompetitor Sehingga produk atau jasa Anda bisa terlihat berbeda dengan pesaing di pasar.
Baca juga: 5 Cara Menentukan Harga Jual Produk Termudah dan Pasti Untung!
Menyikapi praktik predatory pricing ini memang membutuhkan strategi yang tepat dan cermat. Hal ini karena lawan main Anda adalah perusahaan yang mungkin secara modal lebih besar. Namun, Anda tak perlu khawatir karena hal tersebut masih bisa dihindari. Ikuti seminar bisnis terpercaya dengan mentor-mentor berpengalaman adalah cara untuk bisa belajar banyak. Anda akan diberikan tips dan trik menarik langsung dari pakarnya! Jangan lupa untuk bergabung dalam Seminar Sales Marketing Revolution untuk belajar plus praktik bersama pakar marketing no 1 di Indonesia. Langsung saja klik di sini!