Artikel

Dapatkan informasi terbaru dari Kami

Anak Alami Kecenderungan Social Anxiety? Sikapi dengan 6 Cara Ini!

Pernahkah Anda mendengar istilah social anxiety? Atau saat ini Anda tengah menghadapi anak dengan kecenderungan social anxiety?

Secara harfiah, anxiety artinya kecemasan yang dialami oleh seseorang. Social anxiety alias kecemasan sosial ini  berarti rasa takut atau khawatir berlebihan dan intens, tentang bagaimana orang lain melihat diri kita sendiri. Bahkan sampai ada terbesit di pikiran mendapatkan perlakuan penghakiman yang tidak seharusnya. Terlalu takut akan banyak hal, sampai bisa mengganggu fungsi dasar seseorang. 

Lantas, bagaimana contoh social anxiety pada anak? Contoh kasusnya adalah seorang anak yang tidak nyaman dengan situasi pesta ulang tahunnya sendiri. Ketika melihat orang-orang di sekelilingnya riuh tepuk tangan dan bernyanyi, anak justru malah duduk tertegun melihat berbagai momen di dekatnya. Tidak lama kemudian reaksinya akan menjadi lebih ekstrim menangis teriak tanda penolakan terhadap apa yang sedang dialaminya, bahkan sampai bersembunyi.

Kondisi ini pada umumnya terjadi pada anak dengan rentang usia 8 sampai dengan 15 tahun, tapi tidak menutup kemungkinan terjadi lebih awal. Hanya saja, kecemasan sosial yang terjadi pada satu anak dengan anak yang lain tidak sama.

Apa Penyebab Social Anxiety pada Anak?

social anxiety

Seperti kondisi kesehatan mental pada umumnya, gangguan kecemasan sosial kemungkinan besar muncul dari multi interaksi antara individu dengan lingkungannya. Penyebabnya antara lain adalah sebagai berikut:

  • Sifat yang diwariskan atau faktor keturunan. Gangguan kecemasan cenderung diturunkan dalam keluarga, namun tidak sepenuhnya jelas seberapa banyak hal ini mungkin disebabkan oleh genetika dan seberapa banyak akibat perilaku anak itu sendiri.
  • Struktur otak. Sebuah struktur di otak yang disebut amigdala, juga dapat berperan dalam mengendalikan respons rasa takut. Orang yang memiliki amigdala yang terlalu aktif mungkin akan memiliki respons rasa takut yang meningkat, yang menyebabkan peningkatan kecemasan dalam situasi sosial.
  • Lingkungan. Poin ini berkaitan sangat erat dengan bagaimana seorang anak menyimpan memori di otaknya akan situasi sosial yang pernah dialami atau yang disaksikan. Baik itu yang menyenangkan atau memalukan, misalnya orang tua anak yang berperilaku cemas dalam situasi tertentu. Orang tua tersebut terlalu mengontrol dan melindungi anaknya, tidak percaya bahwa di usia tertentu, anak sudah bisa dilepas untuk mandiri.

Lantas, apa yang bisa dilakukan sebagai orang tua saat menghadapi anak dengan kecenderungan social anxiety?

Baca juga: Kenali 10 Ciri-Ciri Anak Terkena Bullying dan Cara Tepat Mengatasinya

Anak Alami Social Anxiety, Sikapi dengan Cara yang Tepat!

social anxiety

Sebagai orang tua, tentunya tidak mudah untuk menghadapi anak mempunyai masalah dengan emosinya. Tapi yakin bahwa setiap masalah ada jalan keluarnya, asalkan Anda sebagai orang tua tidak denial anak butuh bantuan untuk diintervensi oleh lingkungan sekitar dan ahlinya.

Setidaknya ada enam langkah yang bisa Anda lakukan dari rumah untuk mengatasi social anxiety pada anak:

1. Latih Anak Agar Bisa Memecahkan Masalahnya

Salah satu reaksi dan kecemasan sosial yang dialami oleh anak adalah pola perilaku yang menghindari masalah. Jadi, Anda bisa bantu anak belajar mengidentifikasi dan memecahkan masalahnya sendiri. Percayalah bahwa anak bisa keluar dari isu yang sedang dihadapi, jangan selalu membantu.

2. Latih Kemampuan Anak dalam Relaksasi

Lakukan secara bersama-sama beberapa teknik relaksasi atau biasa disebut coping, yang dapat digunakan sebelum atau saat menghadapi situasi yang membuatnya cemas. Misalnya yang paling sederhana yaitu menarik napas dalam dan menghembuskannya dalam beberapa hitungan.

3. Ajak Anak Bermain Peran

Misalnya anak sedang cemas menghadapi presentasi di kelasnya, inilah waktu yang tepat untuk mengadakan gladi bersih atau simulasi untuk acaranya tersebut. Anda bisa berpura-pura menjadi guru, dan aktif bertanya tentang materi presentasi yang akan anak bawakan. Maka anak akan punya prediksi situasi apa yang akan dihadapi. Praktik semacam ini juga akan meningkatkan kenyamanan terhadap diri anak.

4. Mengubah Pikiran Negatif Anak

Bantu anak untuk belajar mengidentifikasi pikiran negatif yang tidak rasional dan menggantinya dengan pikiran positif yang lebih realistis atau yang menguatkan diri.

5. Pikiran Negatif Tidak Selalu Terjadi

Coba bantu anak untuk memahami bahwa hal negatif yang dipikirkan untuk dirinya sendiri, belum tentu terjadi. Jadi Anda membuat anak berpikir lebih seimbang tentang apa yang dilakukan.

6. Berusaha Agar Lebih Berpikir Positif

Ini berarti, Anda perlu mengajarkan pada anak agar bisa lebih melihat hikmah dari apa yang sudah terlanjur jadi. Sebaiknya tidak terlalu fokus pada sesuatu yang negatif saja. Misalnya hasil presentasi anak di depan kelas hasilnya tidak sebagus yang diharapkan, tapi juga tidak seburuk itu juga. 

Dari kegagalan atau ketidaksempurnaan, maka anak akan bisa belajar supaya lebih baik lagi. Cobalah latih anak untuk menggantikan pikiran negatif dengan pikiran positif yang kemungkinan besar juga akan terjadi di kemudian hari. Jika anak dapat memupuk kebiasaan mengidentifikasi, menantang, dan mengganti pikiran negatif, maka seiring waktu, hal itu dapat membantunya mengatasi kecemasannya.

Baca juga: Mengasah Kemampuan Kognitif Anak dengan 8 Cara yang Tepat

Itulah beberapa cara yang bisa dilakukan sebagai orang tua saat menghadapi anak dengan kecenderungan social anxiety. Anda perlu menerapkan cara di atas secara perlahan dan konsisten.

Selain itu, upaya lainnya yang bisa Anda lakukan adalah mengajak anak untuk berpartisipasi dalam program Superteen & Smartkids BootCamp. Program kegiatan unggulan ini akan membekali anak Anda dengan berbagai strategi sukses untuk mempercepat kesuksesan dalam setiap tahap kehidupannya. Jadi, pastikan anak Anda menjadi salah satu di bagiannya, dan lihatlah anak Anda akan mendapatkan nilai A tidak hanya di sekolah, namun juga kehidupannya!