Artikel

Dapatkan informasi terbaru dari Kami

Hasilkan Banyak Cuan dengan Menjalankan 7 Tips Soft Selling Ini

Pernah dengar istilah soft selling dan hard selling, tapi belum terlalu paham perbedaannya? Soft selling adalah sebuah teknik menawarkan atau memperkenalkan informasi produk dengan cara tidak langsung. Itu artinya, ketika Anda ingin menawarkan produk dengan cara ini, Anda harus membangun cerita atau narasi terlebih dahulu, kemudian barulah Anda menawarkan produk Anda secara halus. Dengan kata lain, Anda harus memposisikan produk Anda sebagai solusi atas narasi yang telah Anda bangun sebelumnya, sehingga konsumen tidak akan merasa mereka sedang dipaksa untuk membeli produk Anda. Inilah prinsip utama dari teknik promosi soft selling.

Bagaimana dengan hard selling? Dari asal katanya, hard selling dapat diartikan sebagai sebuah metode pemasaran secara langsung dan terbuka. Dengan teknik hard selling ini, Anda melakukan penjualan yang bersifat gamblang atau langsung. Tujuannya adalah agar konsumen dapat terdorong untuk langsung melakukan transaksi terhadap produk yang diiklankan. Metode ini sering dianggap sebagai metode yang agresif karena pendekatannya yang langsung dan tanpa basa-basi kepada konsumen. Tidak jarang pula konsumen merasa seperti diburu-buru untuk melakukan transaksi hingga mereka menjadi tidak nyaman. Namun, metode ini juga terbilang efektif untuk beberapa kondisi.

Baik soft selling maupun hard selling memang memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Lantaran itulah,  sebagai pebisnis, Anda harus paham benar bagaimana cara memilih strategi yang tepat untuk berpromosi. 

Fungsi Soft Selling dan Hard Selling

soft selling

Dari pembahasan sebelumnya, tujuan utama dari kedua metode ini adalah sama yaitu demi tercapainya suatu penjualan akan produk. Namun, menurut fungsinya, kedua metode ini sebetulnya berbeda antara satu dengan lainnya. Oleh sebab itu, biasanya perusahaan akan menggunakan dan menggabungkan kedua metode ini karena ada tujuan lain yang ingin dicapai. 

Metode soft selling memiliki fungsi lain seperti membangun trust dari konsumen terhadap produk. Metode ini juga sering digunakan untuk membangun reputasi bisnis, brand awareness, dan menciptakan hubungan baik antara konsumen. Sehingga pada umumnya metode ini digunakan untuk target penjualan jangka panjang. Aktivitas yang dilakukan selama penggunaan metode ini lebih banyak digunakan untuk mendapatkan pengalaman konsumen atas suatu produk. Kemudian, terdapat umpan balik dari konsumen terhadap produk sehingga akan tercipta sebuah kepercayaan dari konsumen terhadap produk tersebut. Konsumen yang sudah merasa puas biasanya tidak akan sungkan untuk memberikan referensinya kepada orang lain.

Sementara itu, hard selling yang langsung dan tanpa basa-basi lebih cocok jika perusahaan ingin langsung mendapatkan target penjualan dalam waktu singkat. Penggunaan metode ini juga lebih cocok untuk produk-produk yang termasuk dalam kebutuhan hidup sehari-hari.  Fungsi lain dari metode ini adalah untuk memengaruhi tingkah laku konsumen agar mau bertransaksi secara langsung. Contoh dari penggunaan metode ini antara lain pemberian insentif terhadap pembelian tertentu. Sering dijumpai pembelian satu bonus satu, diskon berapa persen, dan lainnya. Meskipun tidak secara langsung meminta orang untuk membeli, namun hal tersebut dapat memengaruhi psikis seseorang agar langsung membeli. Inilah yang membuat hard selling berfungsi untuk mendapatkan penjualan secara langsung.

Meskipun ada beberapa perbedaan antara soft selling dan hard selling, tetapi bukan berarti yang satu lebih baik dari yang lainnya. Penggunaan kedua metode pemasaran tersebut memiliki tujuan tersendiri. Metode hard selling lebih sering digunakan untuk menyasar target penjualan jangka waktu singkat, sementara metode soft selling menyasar target penjualan jangka panjang. Jadi, metode mana yang cocok untuk bisnis Anda? Hard selling atau soft selling? Apapun itu, tentunya setiap teknik memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, terlebih dengan bentuk usaha Anda yang mungkin berbeda.

Contoh Penerapan Soft Selling

Supaya lebih jelas, berikut ini beberapa contoh soft selling yang digunakan atau diterapkan oleh para pelaku bisnis pada tahap yang berbeda. 

1. Tahap Peluncuran Produk Baru 

Contoh yang pertama, ada seorang pebisnis pemula yang ingin memperkenalkan produknya. Jika menggunakan teknik soft selling, maka langkah yang dilakukan akan membagi-bagikan sampel gratis agar konsumen kenal dengan produk yang ditawarkan. 

2. Tahap Peningkatan Angka Penjualan 

Contoh soft selling kedua, seorang pemilik usaha kuliner ingin meningkatkan angka penjualan bisnis dengan cara menarik perhatian konsumen menggunakan media sosial. Jika menggunakan teknik soft selling, maka langkah yang perlu dilakukan adalah menampilkan foto-foto makanan yang menggugah selera disertai dengan caption yang persuasif. Kemudian, bisa juga me-repost unggahan-unggahan dari para konsumennya untuk memancing minat konsumen yang baru.

3. Tahap Peningkatan Customer Engagement 

Contoh yang terakhir, pemilik bisnis online shop ingin mempromosikan produk yang baru saja dirilis. Jika menggunakan teknik soft selling, maka langkahnya adalah mengadakan program giveaway di platform milik content creator. Dengan begitu, pemilik online shop bisa membangun engagement dengan para pengikut content creator tersebut.

Cara Melakukan Strategi Soft Selling

soft selling

Setidaknya, ada tujuh cara untuk melakukan soft selling dengan baik supaya Anda bisa mendapatkan keuntungan bisnis yang dahsyat. 

1. Lakukan Riset

Hal pertama yang harus dilakukan sebelum memulai soft selling adalah melakukan riset pasar. Pelajari sebanyak mungkin tentang tantangan dan juga sudut pandang pelanggan saat ini. Hal ini akan membantu Anda untuk menentukan apakah produk atau layanan yang akan kamu tawarkan cocok bagi pelanggan. Riset ini juga akan membantu Anda dalam membuat rekomendasi terbaik.

2. Buat Iklan dengan Sentuhan Personal

Saat menerapkan soft selling, kesan personal akan sangat membantu, karena hal ini akan memberikan kesan empati dalam iklan Anda. Contohnya, saat menggunakan pendekatan soft selling, cobalah untuk membuat promosi Anda terasa santai dengan mengajak pelanggan merasa terlibat dalam sebuah percakapan.

3. Fokus Membangun Hubungan dengan Pelanggan

Ingatlah bahwa tujuan dari soft selling adalah untuk mendapatkan dan juga mempertahankan pelanggan untuk tetap loyal dengan produk Anda. Dengan alasan tersebut, maka Anda harus membuat promosi yang dapat membuat pelanggan betah dengan produk Anda. Membina hubungan positif dengan pelanggan juga sangat penting untuk penjualan dan membangun loyalitas.

4. Aktif Mendengarkan Pelanggan 

Bagi seorang sales, kemampuan dalam mendengar secara aktif merupakan sebuah skill yang sangat penting untuk dimiliki. Ketika pelanggan merasa didengar, maka itu akan membangun kredibilitas yang dapat meningkatkan loyalitas pelanggan. Berlatihlah untuk mendengarkan secara aktif dengan memiliki bahasa tubuh yang terbuka sembari mendengarkan pelanggan Anda. Hal ini juga akan memudahkan Anda untuk melakukan soft selling dan memberikan penawaran yang dibutuhkan pelanggan.

5. Ajukan Pertanyaan kepada Pelanggan

Dengan mengajukan pertanyaan yang relevan dan terbuka kepada pelanggan, itu artinya Anda menunjukkan minat yang tulus dalam membantu mereka memecahkan masalah mereka. Selain itu, mengajukan pertanyaan lanjutan juga akan membantu Anda mengenal dan membangun lebih banyak hubungan dengan pelanggan. Misalnya, ketika Anda melakukan penawaran melalui panggilan telepon, pelanggan akan menjelaskan tantangan yang mereka hadapi terkait dengan penawaran Anda. Anda juga bisa mengajukan pertanyaan ini dalam bentuk survei. Mengajukan pertanyaan semacam ini akan membantu Anda untuk mendapatkan kepercayaan pelanggan dan mendapatkan konteks penuh dari situasinya.

6. Berikan Nilai Produk Tanpa Meminta Pelanggan untuk Membeli

Mungkin inilah bagian yang cukup sulit dalam penerapan strategi soft selling. Menambahkan nilai pada produk berarti memberikan pengalaman yang terbaik kepada pelanggan. Namun, Anda tidak harus langsung menghasilkan penjualan. Nilai ini bisa menunjukkan kelebihan produk Anda dibandingkan kompetitor yang akan memberikan kesan bahwa produk Anda adalah yang teratas di bidangnya.

7. Beri Waktu untuk Memutuskan

Saat konsumen menimbang penawaran Anda sebagai pilihan yang tepat, berilah mereka ruang untuk membuat keputusan. Dengan pendekatan soft selling, pelanggan hanya akan menerima informasi yang relevan dari Anda. Informasi ini jiga akan membantu keputusan mereka tanpa membuat mereka merasa tertekan untuk membeli.

Pada umumnya, teknik soft selling menjadi strategi yang digunakan sebagai pelengkap dari promosi hard selling. Namun, tidak sedikit pula yang melakukan sebaliknya, yaitu menjadikan promosi hard selling sebagai pelengkap promosi soft selling.

Baca juga: Sudahkah Anda Mengetahui Cara Optimasi Conversion Rate yang Tepat?

Jangan lupa untuk terus belajar supaya impian Anda menjadi pebisnis sukses segera terwujud. Menurut Tung Desem Waringin dalam bukunya yang berjudul Marketing Revolution, tujuan dari marketing adalah menukarkan nilai tambah yang ada, ke sebanyak mungkin  pembeli,  sesering mungkin, sehingga pembeli untung dan penjual juga untung. Maka dari itu, mari segera mewujudkan mimpi Anda! Caranya adalah meng-upgrade ilmu dengan bergabung dalam Seminar Sales & Marketing Revolution. Anda akan belajar banyak hal mengenai penjualan, berbagai rahasia meningkatkan omzet, hingga banyak strategi marketing lainnya. Dijamin, Sales & Marketing Revolution akan me-revolusi hidup Anda!