Artikel

Dapatkan informasi terbaru dari Kami

Stress pada Anak: Ketahui Ciri dan Cara Pencegahannya

Kebanyakan orang tua umumnya tidak menyadari munculnya ciri-ciri stres pada anak. Ini bisa jadi disebabkan oleh pemahaman keliru bahwa hanya orang dewasa yang bisa stres.

Stres pada anak dapat muncul dari tuntutan yang berasal dari lingkungan sekitar seperti orang tua, sekolah, maupun lingkungan sosial.

Selain itu, rasa stres juga dapat muncul dari dalam diri sendiri ketika adanya perbedaan antara hal yang ingin dicapai dengan kemampuan diri sendiri.

Sumber stres yang dapat berdampak buruk pada anak merupakan jenis stres yang dapat menimbulkan rasa ketidaknyamanan, cedera, ataupun sakit yang di luar kemampuan mereka untuk menghadapinya.

Sumber Stres yang Umum Dialami Oleh Anak

  • Kecemasan berlebih terkait tugas sekolah dan peringkat akademis
  • Kesulitan untuk merasa rileks karena padatnya jadwal atau tanggung jawab
  • Sering berpindah rumah atau sekolah
  • Mengalami hidup terlantar
  • Mengalami bullying atau tekanan dari teman sebaya atau lingkungan sosial
  • Memiliki pikiran buruk akan dirinya sendiri
  • Sedang melewati masa pubertas dengan perubahan emosi dan fisik
  • Menghadapi perceraian atau pisah rumah kedua orang tua
  • Menghadapi lingkungan keluarga yang bermasalah
  • Hidup dalam keluarga yang mengalami kesulitan finansial
  • Tinggal di lingkungan rumah yang tidak aman

Di samping contoh di atas, beberapa hal dapat secara tidak langsung juga dapat membuat anak cemas dan merasa tertekan.

Hal ini contohnya mendengar pertengkaran orangtua, kekerasan pada anak, atau terpapar informasi seperti masalah sosial yang belum sesuai dengan usianya.

Baca Juga: 10+ Pola Asuh Anak agar Optimal Tumbuh Kembangnya!

Ciri-Ciri Anak Mengalami Stres

stress pada anak

Sumber: Pixabay

1. Munculnya perilaku negatif

Perhatikan kalau akhir-akhir ini anak menunjukkan perubahan perilaku yang kurang baik. Apakah anak jadi mudah marah, tersinggung, mengeluh, membantah, atau menangis atau mulai berbohong? Jika semua gejala ini muncul, bisa jadi anak sebenarnya mulai stress.

2. Stres pada anak membuatnya merasa takut

Salah satu gejala atau ciri-ciri anak stres adalah tiba-tiba jadi mudah takut. Ketakutan tersebut misalnya jadi tidak berani sendiri, takut ruangan yang gelap, takut ditinggal orangtua, atau takut menghadapi orang asing. Jika sebelumnya anak adalah sosok yang cukup pemberani, perubahan ini bisa menjadi ciri-ciri bahwa anak mengalami stres.

3. Menarik diri dari keluarga atau pergaulan

Saat dilanda stres, anak mungkin memilih untuk menghindari interaksi dengan keluarga atau teman-temannya. Perhatikan apakah anak selalu menghindar ketika Anda bertanya, tidak mau diajak makan atau pergi bersama, atau lebih sering menghabiskan waktu sendirian di kamar. Begitu juga perubahan saat anak jadi jarang bermain dengan teman-temannya. Ciri-ciri tersebut bisa menjadi pertanda bahwa ada yang sedang ia alami atau pikirkan sehingga membuat anak menjadi stres.

4. Sakit tanpa penyebab yang jelas

Mengutip dari American Psychological Association, jika stres yang muncul sudah begitu serius, anak biasanya mengalami gejala-gejala fisik seperti sakit perut, sakit kepala, atau pusing. Namun ketika diperiksa ke dokter, anak dinyatakan tidak sedang mengidap penyakit tertentu. Gejala atau ciri-ciri tersebut adalah reaksi tubuh anak terhadap stres.

5. Perubahan nafsu makan

Nafsu makan anak bisa naik atau menurun secara drastis karena stress. Bila anak susah makan karena tidak nafsu makan, ia mungkin saja beralasan bahwa makanannya tidak enak atau sedang tidak lapar. Sementara kalau nafsu makannya naik, anak mungkin jadi lebih sering ngemil dan cepat lapar padahal sudah makan.

6. Sulit tidur

Tak cuma orang dewasa yang kalau sedang stres jadi susah tidur, anak yang sedang dilanda stres juga demikian. Selain susah tidur, biasanya stres pada anak membuatnya sering terbangun di tengah malam karena mimpi buruk. Hal ini tentu membuat kualitas tidur anak menurun karena jam tidurnya berkurang.

7. Mengompol

Hati-hati kalau anak yang sudah berhenti mengompol tiba-tiba kembali menunjukkan kebiasaan tersebut. Biasanya anak yang sedang stres memang kembali melakukan berbagai kebiasaan yang dimilikinya saat kecil dulu. Di samping mengompol, anak mungkin juga mengisap jari lagi setelah kebiasaan tersebut lama hilang.

8. Sulit berkonsentrasi

Karena merasa kewalahan dengan beban yang ditanggung, anak pun sulit berkonsentrasi. Kesulitan dalam berkonsentrasi tersebut dialaminya saat belajar di sekolah, mendengarkan perintah dari orangtua, atau bahkan ketika menonton televisi. Perhatikan kalau anak cenderung menatap kosong ke depan atau menunduk saat melakukan aktivitas-aktivitas seperti biasanya. Itu bisa menjadi tanda anak sudah tidak konsentrasi lagi terhadap hal yang sedang dilakukan.

Baca Juga: Cara Melejitkan dan Mendampingi Anak Berkebutuhan Khusus

Cara Mencegah Stres pada Anak

stress pada anak

Sumber: Pixabay

Agar anak tidak mengalami stres, ada beberapa langkah pencegahan yang bisa orang tua lakukan. Langkah tersebut di antaranya adalah:

  • Luangkan waktu bersama anak

Sesibuk apa pun Anda, luangkan waktu untuk berbincang dengan Si Kecil. Jadikan ini sebagai ruang untuk menanyakan aktivitas yang dijalankan setiap hari, termasuk bagaimana perasaannya. Hal ini akan membuat Si Kecil merasa diperhatikan.

  • Kurangi aktivitas anak

Apabila ada aktivitas yang membuat Si Kecil mengalami stres, coba diskusikan dengannya. Ini penting untuk dilakukan guna mengetahui aktivitas apa yang perlu untuk dikurangi. Pasalnya, anak juga membutuhkan waktu untuk bersantai atau melakukan hal yang disenanginya.

  • Ciptakan suasana rumah yang nyaman

Agar Si Kecil merasa nyaman di rumah, hindari perselisihan di depannya. Kendalikan emosi dan bicarakan baik-baik masalah yang terjadi antara Anda dan pasangan saat anak sudah tidur. Ini memang tidak mudah, tapi Anda tetap harus mengusahakannya, ya.

  • Dengarkan setiap cerita anak

Dengarkanlah setiap kali Si Kecil ingin menyampaikan sesuatu. Dengan cara ini, Anda bisa membantu meringankan beban stres yang sedang dihadapi olehnya.

  • Dampingi anak sebisa mungkin

Saat Si Kecil sedang merasa stres dan sedih, cobalah untuk mendampinginya dan berikan dukungan. Hal ini bisa membuatnya kembali semangat, merasa lebih tenang, dan mampu menghadapi masalahnya dengan lebih baik.

Stres pada anak penting untuk segera dikenali dan diatasi. Jika dibiarkan berkepanjangan, stres bisa menumpuk dan membuat anak berisiko mengalami masalah psikologis tertentu, mulai dari gangguan cemas, depresi, hingga perilaku menyakiti diri sendiri (self-harm) atau bahkan bunuh diri.

Melejitkan Potensi Anak Dengan Superteen Smartkids Bootcamp

Setelah mengetahui cara pencegahan stres yang bisa diderita oleh seorang anak. Kini saatnya orang tua mengetahui cara hebat untuk melejitkan potensi anak dengan mendaftarkan putra putrinya untuk mengikuti Superteen Smartkids Bootcamp.

Tung Desem Waringin Resources dengan program Superteen Smartkids Bootcamp  fokus untuk membantu orang tua agar bisa mengembangkan kecerdasan anak secara maksimal. Melalui  program ini, anak akan belajar kiat-kiat memaksimalkan potensi mereka untuk mencapai kecerdasan maksimal. Tetap termotivasi, memiliki rutinitas untuk sukses  dan mengetahui cara mencapai tujuan akademis adalah beberapa materi DAHSYAT program  tersebut. Tentunya masih banyak tips dahsyat lainnya. Segera daftarkan putra putri Anda dan Klik di sini untuk tahu caranya!