Artikel

Dapatkan informasi terbaru dari Kami

Jangan Terjebak Pinjaman Bodong! Pentingnya Surat Perjanjian Hutang Piutang

Masalah hutang piutang bukan merupakan hal yang sepele. Oleh karena itu, surat perjanjian hutang piutang sangat penting untuk dibuat. Pembuatan surat tersebut dilakukan dengan tujuan sebagai bukti perlindungan legal bagi pemberi dan penerima pinjaman yang dibuat untuk menghindari sengketa di kemudian hari. Selain itu, surat perjanjian tersebut juga dapat meminimalisir perselisihan jika peminjam tidak dapat melunasi hutang dan menjadi bukti sah atas adanya jaminan hak aset tertentu. Lebih dari itu, adanya surat perjanjian akan memberikan rasa tenang dan kepercayaan antar pihak yang terlibat supaya bisa bertanggung jawab atas hak dan kewajiban atas hutang piutang.

Memangnya, apa saja komponen yang harus ada di dalam Surat Perjanjian Hutang Piutang? Sebuah Surat Perjanjian Hutang Piutang harus memuat berbagai informasi yang lengkap agar tidak menimbulkan kerancuan, terutama tentang pihak-pihak yang terkait, besarnya nominal yang dipinjamkan, serta hak dan kewajiban masing-masing pihak. Selengkapnya, berikut ini adalah komponen yang harus ada di dalam sebuah surat perjanjian hutang.

  • Judul, bagian ini berfungsi sebagai tanda penjelas objek perjanjian.
  • Identitas Para Pihak, bagian ini berisi identitas pihak pemberi dan penerima pinjaman.
  • Penjelasan, bagian ini berisi besarnya nominal yang dipinjamkan, batas waktu pengembalian, cara pengembalian, dan lain-lain.
  • Penutup, bagian ini berisi penutup disertai tanda tangan para pihak dan saksi.

Fungsi dan Manfaat Surat Perjanjian Hutang Piutang

Alasan dibuatnya Surat Perjanjian Hutang Piutang oleh perusahaan juga sangat beragam. Salah satu manfaat utama dari surat perjanjian adalah sebagai bukti autentik pemberi pinjaman untuk menagih pinjaman. Sementara itu, untuk peminjam surat perjanjian menjadi bukti kuat untuk kepemilikan sejumlah uang atau bentuk lainnya yang dipinjam dari pemberi pinjaman. Selain itu, berikut ini beberapa fungsi lain selengkapnya:

  1. Surat Perjanjian Hutang Piutang menjadi alat konfirmasi resmi pihak-pihak yang terlibat dalam hutang piutang. Di dalam surat perjanjian ini, ada data dari pihak yang terkait untuk menghindari kesalahan identitas di kemudian hari, yang nanti di kemudian hari tidak ada kesalahan identitas  saling tuduh selama periode hutang berjalan.
  2. Sebagai alat konfirmasi yang resmi besaran hutang dan waktu transaksi dilakukan. Dalam surat perjanjian ini, dijelaskan secara rinci bagaimana besaran hutangnya dan kapan harus dikembalikan, atau jatuh tempo pengembalian.
  3. Untuk mencegah kecurangan kedua belah pihak untuk menagih hutang dalam jumlah lebih besar atau melebihi pinjaman yang disepakati sebelumnya (bagi pemberi pinjaman) atau mengelak dari pembayaran (bagi peminjam).
  4. Untuk menghindari berbagai risiko lainnya yang mungkin terjadi. Salah satunya adalah jika pihak pemberi atau peminjam meninggal dunia, maka perlu dijelaskan bagaimana skema pembayaran atau pelunasan hutang tersebut.

Tips Membuat Surat Perjanjian Hutang Piutang

surat perjanjian hutang piutang

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat Surat Perjanjian Hutang Piutang, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Konfirmasi semua pihak yang terlibat

Dalam membuat surat perjanjian, harus dicantumkan data diri pihak yang terlibat sesuai dengan identitas pada KTP masing-masing. Hal ini harus dilakukan untuk menghindari adanya kesalahan identitas atau kemungkinan adanya pihak tak bertanggung jawab yang mengelak melunasi pinjaman.

2. Konfirmasi besarnya utang dan waktu transaksi

Surat perjanjian juga memuat informasi tentang besaran pinjaman yang diberikan oleh peminjam, serta kapan waktu transaksi dilakukan. Dengan begitu, pihak mana pun yang terlibat tidak bisa mencurangi atau mengubah nominal dalam perjanjian hutang. 

3. Menghindari terjadinya perselisihan

Jika terjadi perselisihan atau perbedaan pendapat, maka pihak yang bersepakat dapat segera merujuk kepada surat perjanjian yang telah dibuat, sehingga masalah tersebut bisa diselesaikan lebih cepat.

4. Menghindari risiko terburuk

Risiko meminjamkan uang kepada orang lain bukan hanya pihak peminjam yang kabur atau gagal bayar. Namun, ada juga risiko yang tak terduga lainnya, seperti peminjam meninggal dunia sebelum hutang terlunasi. Dengan perjanjian surat hutang, maka pihak pemberi pinjaman dapat menagih hutang kepada ahli waris peminjam, atau memperoleh kuasa penuh terhadap jaminan yang telah diserahkan peminjam.  

Baca juga: 5 Cara Mencapai Tujuan Hidup Terdahsyat dan Jaminan Berhasil

Beberapa poin di atas sebaiknya penting untuk lebih diperhatikan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam Surat Perjanjian Hutang Piutang. Lebih dari itu, terkait uang pinjaman juga harus dikelola dengan sebaik mungkin. Jangan sampai, keputusan untuk berhutang justru membuat hidup menjadi sengsara.

Sebelum berhutang, sebaiknya pikirkan dan rincikan terlebih dulu untuk apa nantinya uang pinjaman tersebut akan digunakan. Misalnya, untuk membeli barang-barang operasional usaha, untuk renovasi tempat usaha, atau untuk modal usaha lainnya. Hal ini menjadi dasar utama dalam menentukan seberapa besar nominal pinjaman yang akan diajukan, selain itu juga dapat menghindarkan dari pengeluaran yang tidak menguntungkan.

Supaya terhindar dari jeratan hutang, segera selesaikan hutang piutang, lalu mulailah investasi untuk masa depan. Jika Anda punya pertanyaan terkait perencanaan keuangan lainnya, ikuti Seminar Financial Revolution. Sebagai penulis buku best seller yang memecahkan Rekor MURI “Financial Revolution” dan “Marketing Revolution”, Tung Desem Waringin telah dinobatkan sebagai Pembicara Terbaik di Indonesia, Pelatih Sukses Nomor 1 Indonesia, dan masuk ke dalam Top 10 eksekutif Indonesia versi Lions Club & Jawa Pos Group. Jadi, buat apa Anda ragu untuk bergabung dalam Seminar Financial  Revolution? Bersama dengan Tung Desem Waringin, Anda akan belajar tentang bagaimana membuat peternakan uang, dan uang bisa mengejar Anda. Daftarkan diri Anda segera!