Berguna untuk Mengetahui Performa Kerja, Bagaimana Cara Mengerjakan Tes Kraepelin?

Tes kraepelin biasa juga disebut sebagai tes penjumlahan angka menggunakan kertas yang panjang. Namun perlu dipahami, bahwa tes ini berbeda dengan tes pauli. Jika tes pauli biasa disebut sebagai tes koran karena menggunakan lembar kertas besar dan lebar serta bolak-balik, penuh dengan angka, lain halnya dengan tes kraepelin hanya terdiri dari selembar kertas panjang saja. Penasaran, apa tujuan dilakukannya tes ini, dan bagaimana cara pengerjaannya yang tepat?
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai tujuan dan cara mengerjakan, mari simak terlebih dahulu tentang sejarah singkat tes kraepelin. Pencipta tes kraepelin adalah seorang psikiater bernama Emil Kraepelin yang menciptakan tes ini pada abad 19 silam. Pada awalnya, tes ini bertujuan untuk mengidentifikasi abnormalitas individu. Kemudian dalam perkembangannya, tes ini digunakan juga di kalangan angkatan bersenjata dan perusahaan, dalam rangka seleksi dan penempatan tenaga kerja. Pada tes ini, individu yang dites tidak diharapkan untuk dapat menyelesaikan sepenuhnya setiap deret. Yang diharapkan adalah dapat melihat kecepatan kerja individu tersebut. Selain kecepatan kerja, faktor lain yang dapat dilihat yaitu ketelitian, konsentrasi, ketahanan kerja rutinitas, dan stabilitas kerja individu yang dites.
Tujuan Tes Kraepelin
Tes kraepelin ini berjenis Speed Test, yang artinya tes ini diselesaikan bergantung pada kecepatan pengerjaan seseorang. Tes ini digunakan untuk mengukur perhatian seorang individu dalam waktu yang singkat. Karena tes ini berdasar pada ilmu psikiatri, tes ini awalnya digunakan untuk menentukan mana orang yang normal dan mana yang memiliki kecenderungan psikosis. Namun kini, tes ini sudah terstandarisasi dan mengalami sejumlah penyesuaian.
Tes kraepelin dapat digunakan untuk keperluan rekrutmen, dengan menilai aspek sikap kerja individu tang dites. Aspek yang diukur di antaranya adalah sebagai berikut:
- Kecepatan, yaitu mengetahui tempo kerja atau bagaimana individu menyelesaikan suatu tugas, apakah cepat atau lambat.
- Ketelitian, yaitu mengetahui bagaimana konsentrasi individu ketika bekerja, bagaimana kesalahan yang ia lakukan.
- Keajegan, yaitu mengetahui kestabilan emosi individu, terutama dalam situasi kerja yang monoton atau rutin.
- Ketahanan, yaitu mengetahui kemampuan atau daya tahan terhadap situasi menekan.
Setiap individu memiliki performance kerja yang baik jika dalam rentang waktu yang lama, dalam situasi menekan (stressful) mampu menampilkan unjuk kerja yang cepat, teliti, dan stabil. Karena sifatnya sebagai tes performansi kerja, tes ini diyakini sebagai culture fair karena tes ini relevan digunakan di berbagai jenis setting pengetesan, tidak terbatas dari budaya atau bahasa yang berbeda.
Tujuan dari tes kraepelin adalah agar mengetahui karakter dan performa maksimal seorang calon karyawan. Lebih dari itu, tes ini tidak hanya mengukur performansi kerja, namun juga bisa melihat stabilitas emosi individu saat berada dalam situasi tertekan. Hal ini dikarenakan dalam pengerjaannya, semakin banyak kesalahan yang dibuat, maka akan tampak bahwa individu tersebut kurang teliti atau tidak cermat dalam bekerja. Dalam setting seleksi atau promosi kerja, hasil tes ini bisa dijadikan sebagai patokan bahwa individu tersebut bukan orang yang bagus ditempatkan pada situasi menantang. Selain itu, jika terlalu banyak salah menjumlahkan, bisa jadi individu tersebut mudah terdistraksi atau sukar berkonsentrasi pada pekerjaannya.
Bagaimana Cara Mengerjakan Tes Kraepelin?
Layaknya mengikuti ujian pada umumnya, tes kraepelin memiliki beberapa ketentuan dalam proses pengerjaannya. Berikut ini adalah tata cara mengerjakan Kraepelin Test yang perlu diperhatikan:
- Kraepelin Test terdiri dari 45 kolom dan 60 baris yang berisi deretan angka 0 sampai dengan 9.
- Keseluruhan waktu dalam tes adalah selama 20 menit, dengan rincian sebagai berikut: pengisian identitas diri selama 4 menit, penyampaian instruksi selama 2 menit, latihan contoh soal selama 1 menit, dan pengerjaan soal selama 12 menit 30 detik.
- Setiap peserta tes harus menjumlahkan angka-angka yang berdekatan mulai dari bawah ke atas, lalu menuliskan hasil penjumlahan di samping kanan antara kedua angka yang dijumlahkan.
- Apabila hasil penjumlahan lebih dari 10, maka cukup ditulis angka satuan saja. Contohnya, jika hasil penjumlahannya 13, maka hanya perlu menuliskan angka 3 saja.
- Setiap 30 detik, pengawas akan memberi instruksi, yang artinya peserta harus segera pindah ke kolom selanjutnya dengan tidak perlu melanjutkan sisa soal pada kolom sebelumnya agar tidak terjadi gap antar kolom.
- Jika terdapat kesalahan dan ingin menggantinya, maka cukup coret dan tulis jawaban baru di samping kanannya.
Baca juga: Ingin Strategi Bisnis Terstruktur? Coba Bisnis Model Canvas Saja!
Ketika Anda akan mengikuti seleksi dan rekrutmen suatu perusahaan dan Anda mendapatkan tes kraepelin, Anda harus bersiap supaya Anda bisa lolos dan sukses mengerjakan tes. Agar hasil tes kraepelin bisa maksimal, Anda perlu konsentrasi dan memastikan bahwa badan dalam kondisi fit. Selain menjamin keberhasilan mengerjakan tes kraepelin sehingga Anda dapat lolos tes, ada beberapa hal lain yang juga perlu diperhatikan untuk mencapai kesuksesan karier.
Supaya lebih mudah, ada satu satu cara yang bisa ditempuh, yaitu dengan ikut serta dalam Seminar Life Revolution bersama Tung Desem Waringin. Dalam seminar dan pelatihan ini, Anda akan dibekali oleh Tung Desem Waringin banyak sekali ilmu mengenai gaya hidup ideal, kepemimpinan, dan masih banyak tema menarik lainnya. Dengan begitu, Anda dapat membuat perubahan nyata pada diri sendiri hingga mencapai kesuksesan karier yang luar biasa. Untuk informasi lebih lanjut, langsung saja kunjungi laman berikut ini!